JAKARTA – Pemerintah Indonesia dan Malaysia sepakat untuk mengaktifkan kembali 14 pos perbatasan kedua negara yang ditutup akibat pandemi COVID-19, kata Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Minhan RI) Prabowo Sabianto
Hal itu disampaikannya usai bertemu dengan Menteri Pertahanan Malaysia Dato Seri Utama Haji Muhammad bin Haji Hassan pada pertemuan ke-43 General Border Committee (GBC) Malaysia-Indonesia (Malando). King’s, Batavia Selatan, pada Kamis, 12 Oktober 2013.
“Perbatasan bersama antara Angkatan Bersenjata Malaysia (ATM) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) sudah bisa kita aktifkan kembali setelah pandemi COVID-19 teratasi. Kami telah memperbarui perbatasan bersama yang telah ditutup karena COVID-19. kata Menteri Pertahanan RI Letjen TNI (Purn) Prabowo Sabianto St. King’s, Batavia Selatan pada Kamis, 12 Oktober 2013.
Lebih lanjut Prabowo mengatakan, 14 dari 7 pos perbatasan di Indonesia dan 7 pos di Malaysia sudah dibuka.
Bahkan, Prabowo menegaskan, pemerintah Indonesia kini tengah menjajaki kemungkinan penambahan pos perbatasan lain antara Indonesia dan Malaysia.
“Kami sedang berdebat apakah mereka ada kaitannya,” kata Prabowo.
“Yang tidak kalah pentingnya adalah kami juga akan mengkoordinasikan pengelolaan kegiatan perbatasan dan proyek pembangunan sosial ekonomi di perbatasan Indonesia dan Malaysia,” imbuhnya.
Selain itu, lanjut Prabowo, pada pertemuan GBC MALINDO ke-43 tahun ini, pemerintah Indonesia dan Malaysia juga sepakat untuk memperluas mobilisasi patroli bersama dengan mekanisme koordinasi patroli antara TNI dan Tentara Nasional Indonesia (TNI).
“Ini merupakan salah satu keberhasilan besar patroli bersama kedua negara. Langkah ini kami ambil atas konflik lintas batas yang mengancam keamanan dan stabilitas kawasan,” kata Prabowo.
Benar, stasiun-stasiun ini terorganisir, mungkin banyak (saat ini), di laut, darat dan udara, setidaknya ada 7 atau 8 penjaga perbatasan yang digabungkan, tambahnya.