Titik Kumpul – Indonesia telah mencatatkan sejumlah prestasi membanggakan di Olimpiade dan Paralimpiade sejak tahun 1992, terutama perolehan medali emas.
Kontingen Indonesia akan mengulangi sejarah di Olimpiade Paris 2024 yang digelar pada 26 Juli 2024 hingga 11 Agustus 2024. Lagu Indonesia Raya dinyanyikan dua kali di multievent terbesar dunia itu.
Emas pertama Indonesia diraih pemanjat tebing Vedric Leonardo yang mengalahkan Wu Peng di Le Borguet Climbing Venue di Paris, Prancis pada 8 Agustus 2024.
Pada akhirnya, Weddrick berhasil meraih medali emas dengan catatan waktu 4,75 detik, atau unggul 0,02 detik dari juara China tersebut.
Weddrick mengawali babak final dari papan panjat tebing dan berhasil meraih medali emas pada cabang olahraga panjat tebing yang seolah mampu menghilangkan dahaga kontingen Merah Putih.
Sebab, harapan pebulu tangkis meraih emas, dengan 9 pemain terbaik Indonesia yang bertanding di lapangan, tidak lagi menjaga tradisi Indonesia sebagai cabang olahraga yang rutin membawa pulang medali emas Olimpiade.
Penampilan terbaik Weddrick di Le Bourget memberi sentuhan baru pada tradisi perburuan medali emas Indonesia yang selama ini mengandalkan bulu tangkis.
Tak sampai disitu saja, atlet kelahiran 11 Maret 1997 ini meninggalkan jejak manis di arena pendakian Le Bourget.
Pasalnya, ia mampu memecahkan rekor dunia sekaligus rekor Olimpiade dengan catatan waktu 4,75 detik di babak final.
Dia juga mencetak rekor waktu serupa di babak kualifikasi, yang memungkinkannya mencapai perempat final Olimpiade 2024.
Menurut International Federation of Rock Climbing (IFSC), Weddrick dikenal sebagai atlet profesional pemegang rekor kecepatan dunia panjat tebing.
Ia memecahkan rekor kecepatan dunia sebanyak tiga kali sebelum Olimpiade 2024, yang pertama adalah 5,20 detik pada Kejuaraan Panjat Tebing Dunia 2021 di Salt Lake City, AS.
Kedua, ia dua kali mencetak rekor dunia pada Kejuaraan Panjat Dunia 2023 di Seoul, Korea Selatan. Hebatnya, saat berada di Seoul, di hari yang sama, 28 April 2023, Weddrick mencetak dua rekor dunia.
Ia mencetak rekor waktu dunia 4,98 detik pada lari pertamanya di pagi hari, dan pada sore hari meningkatkan rekor tersebut menjadi 4,90 detik.
Emas kedua diraih atlet angkat besi Rizki Juniansyah. Bertanding di kelas berat 73kg putra, Rizki menunjukkan kemampuan luar biasa dengan total angkatan 354kg pada 8 Agustus 2024 di South Arena Paris.
Ia diungguli oleh atlet Thailand Verafon Wichuma yang mengangkat total beban 346 kg, dan atlet Bulgaria Bojidar Andreev yang mengangkat beban 344 kg berada di urutan ketiga.
Dengan total angkatan 155kg di deadlift dan 199kg di deadlift, Shi Zhiyong dari China memecahkan rekor Olimpiade 198kg di Olimpiade Tokyo 2020.
Dua medali emas saat ini merupakan rekor terbaik Indonesia sejak Olimpiade 1992. Pada Olimpiade 1992, Indonesia finis dengan dua medali emas di cabang bulutangkis, Susi Susanti dan Alan Budikusuma.
Setelah itu, Indonesia setidaknya membawa pulang satu medali emas di Olimpiade edisi berikutnya. Medali emas selalu diraih di bulu tangkis.
Pada Olimpiade 1996, medali emas Indonesia diraih pasangan putra Rexy Maniaki/Rikki Subaja.
Ganda putra kembali menyumbangkan emas di Olimpiade 2000 bersama Tony Gunawan/Kandra Vijaya. Taufik Hidayat meraih emas di Olimpiade 2004.
Tradisi emas Indonesia di cabang olahraga bulu tangkis berlanjut dengan kemenangan Marquis Kido/Hendra Setiawan pada 2008, Liliana Natsir/Tontowi Ahmad pada 2016, dan Gracia Poli/Apriyani Rahaiu pada 2020. Indonesia tidak meraih emas di Olimpiade 2012.
Di Olimpiade 2024, banyak hal berbeda yang akan terjadi selain emas bulu tangkis. Angkat besi dan panjat tebing menambah perolehan skor terbaik Indonesia di Olimpiade sejak 1992.
Atlet Indonesia meraih kemenangan membanggakan pada Paralimpiade 2024 yang digelar di Paris. Kontingen Indonesia membawa pulang satu medali emas, delapan perak, dan lima perunggu.
Medali emas tunggal Indonesia diraih ganda campuran Hikmat Ramdani/Leni Ratri Octila.
Torehan tersebut melampaui target yang dipatok kontingen Indonesia di Paralimpiade 2024, yakni medali emas. dua perak dan tiga perunggu.
Tak hanya itu, kontingen Indonesia juga meraih medali terbanyak sepanjang sejarah keikutsertaan tim Merah Putih di Paralimpiade dengan 14 medali.
Nyatakan dukungan dan terima kasih
Kesuksesan para atlet tersebut di Indonesia tentunya tidak lepas dari dukungan pemerintah. Untuk ajang tersebut, pemerintah mengalokasikan banyak dana untuk beberapa tahapan Olimpiade 2024.
Sebelum berlaga di babak final Olimpiade 2024, pemerintah memberikan pembayaran atau bantuan keuangan lebih dari Rp 61,5 miliar kepada 11 cabang olahraga peserta kualifikasi Olimpiade Paris 2024.
Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) mendapat Rp8,8 miliar, Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Bersepeda Seluruh Indonesia (PB ISSI) mendapat Rp7,5 miliar, dan Persatuan Senam Seluruh Indonesia (Persani) mendapat Rp2,9 miliar. miliar, Persatuan Panahan Seluruh Indonesia (Perpani) Rp11,9 miliar, Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) Rp5,7 miliar, Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PB TI) Rp1,4 miliar.
Lalu, Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Rp 8,6 miliar, Pengurus Besar Persatuan Olahraga Selancar Seluruh Indonesia (PB PSOI) Rp 1,7 miliar, Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI) Rp 4,1 miliar, Persatuan Atletik Seluruh Indonesia ( PASI) Rp 3,6 miliar, Akuatik Indonesia Pengurus Besar (PB AI) Rp 4,8 miliar.
Disusul Persatuan Dayung Seluruh Indonesia (Podsi) sebesar 13,9 miliar.
Tak berhenti sampai disitu, pemerintah tidak hanya mengucapkan terima kasih kepada peraih medali, tapi seluruh atlet Olimpiade 2024.
Pemerintahan pimpinan Presiden Djokovic memberikan bonus sebesar Rp6 miliar kepada peraih medali emas Olimpiade 2024, Vedrik Leonardo dan Rizki Juniansia. Selain itu, pebulutangkis Gregoria Mariska Tunjung yang meraih medali perunggu juga mendapat bonus sebesar Rp 1,65 miliar.
Selain atlet, Presiden memberikan bonus total sebesar Rp2,75 miliar kepada pelatih yang atletnya meraih medali emas, dan Rp675 juta kepada pelatih yang atletnya meraih medali perunggu.
Selain peraih medali, Presiden Jokowi juga memberikan bonus sebesar Rp 250 juta kepada atlet Indonesia peserta Olimpiade Paris 2024.