Prevalensi Stunting di Kudus Jawa Tengah Tinggi dan Sulit Turun, Apa Sebabnya?

Selamat Titik Kumpul – Peran orang tua dalam mencegah penundaan sangat penting. Sebagai salah satu faktor penentu kesehatan anak, orang tua harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang makanan bergizi, cara pengolahan dan prinsip pola makan.

Kondisi gizi yang buruk dapat mempengaruhi kesehatan dan kecerdasan anak di kemudian hari. Bupati Quds (Pj) Muhammad Hassan Chabibi dalam keterangannya, Selasa, 10 Desember, mengatakan, “Oleh karena itu, Dinas Kesehatan Distrik Quds harus memberikan edukasi dan pencegahan secepatnya pada tahun 2024 .Gulir untuk detail selengkapnya!

“Kami berharap bersama-sama kita bisa mempersiapkan Indonesia emas dengan menekan angka pengurasan serendah-rendahnya,” imbuhnya.

Ahmad Badi Harto, Wakil Direktur Program Pelayanan Sosial Yayasan Dajarm, juga menilai tingkat marginalisasi di Quddus tinggi dan sulit dikurangi. Apa alasannya?

“Salah satu penyebabnya adalah masyarakat masih belum memiliki pemahaman mengenai risiko dan bahaya yang akan menimpa anak-anaknya. Buddy Harto mengatakan, “Melalui kegiatan ini, kami ingin mengedukasi masyarakat, ingin mengobati dan mencegah stunting memberikan bantuan agar mereka lebih sadar akan bahaya gizi buruk.”

Ia menjelaskan, sejak tahun 2018, pihaknya telah mencanangkan berbagai program pencegahan pengangguran melalui Gerakan Jaminan Usia Emas (GEMAS) yang menyasar ibu-ibu yang bekerja di dunia kerja perusahaan. 

Sejak saat itu, program ini telah memantau kehamilan 5.476 ibu, perkembangan 8.339 bayi (di bawah usia dua tahun) dan memberikan dukungan menyusui kepada 4.715 ibu menyusui. Tercatat pada September 2024, prevalensi keterlambatan perusahaan berkurang menjadi 7,5% dari awal 18%. 

Selain itu, Buddy Harto juga menyebutkan banyak hal yang dapat dilakukan untuk mencegah keterlambatan, seperti Stimulasi, Deteksi, Perkembangan Dini dan Intervensi Perkembangan (SDIDTK). Ini adalah tingkat pertumbuhan selama lima tahun pertama kehidupan seorang anak. SDIDTK merupakan suatu proses pemantauan tumbuh kembang anak agar perkembangannya lebih baik.

Selain SDIDTK, vaksinasi wajib bagi bayi, vaksin bagi calon pengantin, skrining triple eliminasi, kegiatan edukasi terkait defisiensi, pemantauan status psikologis ibu hamil dan menyusui juga sangat penting. Kami Indonesia akan bekerja sama dengan puskesmas yang tersebar di posyandu. /PKK dan Kabupaten Kudus, Kelompok PAUD Kabupaten Kudus serta seluruh satuan kerja Kelompok Djarum untuk menurunkan angka gizi buruk,” kata Budiharto.

Aditya Parmandaro, Promotion Manager Malik Life Field Donning pun mengimbau masyarakat Kudus turut berperan dalam menghentikan stunting melalui Malik Life Healthy Family Festival 2024. Mereka berharap melalui kegiatan ini seluruh masyarakat semakin sadar akan bahaya gizi buruk. Anak-anak Diharapkan masyarakat Kabupaten Quds lebih memperhatikan kebutuhan pangan dan gizi anak, khususnya pada seribu hari pertama kehidupannya.

“Target utama dari Milk Life Healthy Family Festival 2024 ini tidak hanya ibu hamil, ibu menyusui, dan bayi, namun juga remaja putri dan pasangan usia subur, karena calon orang tua inilah yang perlu meningkatkan kemampuan gizi anaknya. ” kata Dunning.

“Milklife Healthy Family Festival 2024 gratis dan terbuka untuk umum. Di sini kami menyediakan ibu hamil dan menyusui, bayi serta taman bermain yang bisa langsung diakses pengunjung,” tambah Danang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *