Pria Ini Ngaku-ngaku Non Muslim di Depan Gus Iqdam, Sengaja Biar Dapat Hadiah

VIVA – Jemaah Gus Iqdam menjadi sorotan warganet karena menyatakan dirinya non-Muslim di hadapan masyarakat umum, meski setelah diselidiki lebih lanjut, pria tersebut masuk Islam.

Pemuda tersebut mengaku berasal dari Bali dan beragama Hindu dalam beberapa postingan yang viral di dunia maya.

Ia sengaja berbohong dengan harapan mendapat hadiah uang dari Gus Iqdam. Hal itu terbukti saat ia berhasil berbincang dengan Gus Ikdam, suami Nin Nila yang memberinya uang tunai hingga Rp dua juta saat acara Harla Sabila Taub kemarin.

Dalam rangkaian acara Harla kelima Majelis Ta’lim Sabilu Taub kemarin, Hus Iqdam disebut-sebut menggelar salat di markas Sabilu Taub.

Pria itu hanya mengenakan kemeja biru polos yang menutupi tubuhnya. Dia berdiri memegang mikrofon.

Saat Gus Ikdam ditanya nama dan asal usulnya, pria yang diduga Gusti itu mengaku kini tinggal di Bali.

“Nama apa? Habib ceritakan di mana kamu tinggal kawan?” tanya Har Ikdam melalui salah satu video Tiktok @sujuhdetik.

“Gusti dari Nusa Dua,” ujarnya.

“Mas Gusti, apa agamamu?”

“Hindu,” jawab lelaki itu.

Dari situlah beredar media sosial bahwa dia adalah seorang pembohong yang menyebut agama untuk menyakiti sesuatu.

Sebelumnya, video beberapa garangan (sebutan laki-laki Jamaah) viral di media sosial, mencari pembohong hingga pukul tiga dini hari, namun dari hasil penggeledahan tidak ditemukan.

Namun tak lama kemudian melalui akun TikTok @st_proaudio beredar kabar bahwa seorang pria yang mengaku non-Muslim mendatangi markas Proaudio Sabilu Taubah untuk melakukan klarifikasi dan meminta maaf langsung kepada pihak-pihak terkait.

Belum diketahui pasti tanggal kedatangan pria tersebut dan waktu kunjungannya, namun video yang diunggahnya memperlihatkan seorang pria di antara orang-orang dari markas Sabilu Taubah Proaudio yang mengaku non-Muslim.

Terkait permasalahan tersebut, pihak keluarga sudah menghubungi kantor pusat untuk meminta klarifikasi, mohon tidak dilanjutkan lebih lanjut karena akan meresahkan pihak yang tidak berkepentingan, tulis Sabila Tauba di ProAudio menanggapi hal tersebut.

Kasus ini merupakan suatu kejadian yang patut dipelajari oleh setiap orang bahwa untuk mendapatkan sesuatu yang berharga, kita tidak perlu mengorbankan apa yang tidak boleh dikorbankan, apalagi agama untuk mendapatkan kesenangan duniawi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *