Pria Ini Rela Mudik ke Aceh Pakai Paspor karena Transit Dulu di Kuala Lumpur

JAKARTA – Di Indonesia, mudik saat Idul Fitri merupakan hal yang lumrah. Mudik adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kepulangan ke desa atau kota untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarga dan kerabat.

Banyak masyarakat yang bekerja atau tinggal di kota besar seperti Jakarta, Surabaya atau Bandung yang mudik ke kampung halamannya untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarga.

Tradisi ini seringkali menjadi waktu dan tempat yang ditunggu-tunggu untuk berkumpul, memaafkan dan merayakan bersama. Namun biaya repatriasi tidak murah dan bisa meningkat hingga beberapa kali lipat.

Hal ini memungkinkan wisatawan untuk membeli tiket akomodasi terlebih dahulu. Belakangan ini viral di media sosial, seseorang yang ingin mudik ke Aceh harus menyeberang terlebih dahulu ke Kuala Lumpur, Malaysia.

Pria tersebut muncul di Bandara Sukarno Hata Kangkaring dalam perjalanan menuju kampung halamannya di Aceh. POV: Pulang pakai paspor, tulis akun TikTok @dekjaww, seperti disebutkan pada Selasa, 4 April 2024.

“Kamu harus menggunakan paspor saat mudik, apakah saat mudik harus menggunakan paspor atau tidak?” “Tapi kami masih di Indonesia,” kata pria itu dalam video.

Pria tersebut menjelaskan, ia memilih pergi ke Kuala Lumpur sebelum melakukan perjalanan ke kampung halamannya di Asia. Katanya, hal ini terjadi karena biaya awal yang terlalu besar.

Jadi kita beli tiket pesawat biar lebih murah dari Jakarta ke Kuala Lumpur, dari Kuala Lumpur langsung ke Asia, ujarnya.

“Mengapa demikian?” Karena murah, karena kalau beli langsung dari Jakarta ke Aceh harganya mahal sekali. Cara lain untuk mendapatkan tiket murah adalah dengan terbang melalui Kuala Lumpur. “Kasihan orang seperti kami, harus cari yang paling murah,” imbuhnya.

Unggahan tersebut seketika menjadi viral dan dilihat lebih dari 1,8 juta akun TikTok. Video tersebut pun mendapat banyak komentar dari netizen yang menyatakan hal serupa.

“Seperti Medan dan Pekanbaru, transportasi Kuala Lumpur bisa terjangkau jutaan orang,” ujar salah satu warganet.

“Masih jadi misteri kenapa di dalam negeri lebih mahal dibandingkan di luar negeri,” sahut yang lain.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *