LANGSUNG – Kegiatan menonton film di Universitas Muhammadan Sumatera Utara (UMSU) berlangsung meriah dengan dihadiri pimpinan fakultas, dosen UMSU, Perkumpulan Film Medan, mahasiswa ilmu komunikasi, mahasiswa PMM dan mahasiswa internasional.
Kehadiran Konsul Amerika Christy Mordhorst dan produser film Amerika Razi Jafri disambut hangat oleh Rektor UMSU Prof. Agusan, MAP WR III Dr. Rudianto, M.Si serta tim OKI UMSU.
“Terima kasih telah hadir disana, tentunya menjadi salah satu impian kami untuk bisa menyelesaikan kerjasama dengan konsulat Amerika. Kami akan siap menyelesaikan kerjasama untuk program-program berikut ini,” kata Rektor UMSU Prof Dr Agusan , MAP, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 23 Maret 2024.
Perwakilan Konsulat AS Christie juga mengucapkan terima kasih kepada UMSU yang telah mendukung program American Film Showcase dan mendukung industri kreatif.
“American Film Showcase merupakan salah satu program Konsulat Amerika yang mencakup pemutaran film, kursus pelatihan, kursus film, dan perkumpulan film yang diadakan di lebih dari 60 negara,” kata Christie.
Program ini bertujuan untuk memperkenalkan pemahaman tentang keberagaman agama, demokrasi dan diplomasi di Amerika.
Film Pembuka Nobari WR III UMSU Dr. Rudianto mengatakan Indonesia merupakan negara Islam terbesar di dunia yang banyak memiliki acara dan kegiatan unik selama bulan Ramadhan, sehingga mahasiswa UMSU beruntung bisa menyaksikan film dokumenter ini.
“Saya senang, sekarang di New York umat Islam bisa menunaikan tarawih dan itu luar biasa. Mungkin komunitas Muslim di Amerika sudah diterima dengan baik,” ujarnya saat membuka acara.
Film dokumenter berdurasi 93 menit ini diproduksi oleh Razi Jaffrey dan Justin. Dia bercerita tentang kota imigran Hamtramck. Awalnya kota ini berkembang pesat berkat imigran Katolik Polandia, kemudian pada akhir tahun 1990-an imigran Muslim dari Bangladesh dan Yaman datang dan merevitalisasi kota tersebut.
Plot film ini bercerita tentang kota Hamtramck yang tenggelam dalam politik Demokrat, khususnya pada musim pemilihan walikota. Keempat kandidat, tokoh protagonis film dokumenter ini, menghadapi tantangan dan peluang selama kampanye pemilu di kota Muslim pertama di Amerika.
Usai film, Amir Hamza Lubis, salah satu anggota Masyarakat Film Medan, melontarkan pertanyaan tentang bagaimana pendekatan terhadap politisi yang akan diwawancarai, seperti di film tersebut.
Razi selaku produser film tersebut menjelaskan, selama syuting, ia dan kru tidak langsung melakukan syuting, melainkan menjalin hubungan terlebih dahulu.
“Pertama kali saya berkunjung ke Hamtramck, saya tidak langsung membawa kamera dan perekam. “Kami membangun kedekatan, kami berkomunikasi, kami keluar dan berkomunikasi secara off the record untuk membangun kepercayaan,” jelas Razi.
Kemudian Razi yang dipimpin tim OKI Khairunnisa mengatakan sempat terjadi penolakan saat syuting film tersebut dimulai.
“Masyarakat di kota Hamtramck sempat trauma dengan seorang blogger yang meliput dan memberitakan sesuatu yang tidak benar, namun setelah didekati, akhirnya mereka menginginkan dan menginginkannya,” kata Razi menutup diskusi.
Pada akhirnya Razi mengatakan bahwa acara ini luar biasa dan ia sangat gembira. Kegiatan diakhiri dengan foto bersama dan buka puasa.