Prof Ridha: Bahaya Gadget Ancam Generasi Muda Indonesia

Medan – Pendiri Gabungan Kesehatan Indonesia (GGSI), Prof. Ridha Dharmajaya Sp BS (K) mengingatkan penggunaan gawai yang berlebihan berdampak pada kesehatan. Selain itu, mayoritas pengguna ponsel di Indonesia adalah generasi muda. 

Hal itu diungkapkan Profesor Ridha saat memberikan peralatan kesehatan kepada ratusan mahasiswa baru di kampus Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), di Jalan SM Raja, Medan. Tampaknya penyebab utamanya adalah penggunaan peralatan yang tidak tepat.

Ridha menjelaskan, tidak terpakainya alat tersebut berasal dari penggunaannya sehingga menyebabkan leher tertekuk. Dimana ada, leher harus memikul beban berat dalam waktu lama.

Kemudian, hal tersebut berulang tidak hanya sehari, sebulan atau bahkan bertahun-tahun, yang dapat menyebabkan kerusakan pada tulang belakang leher atau saraf yang tertekan di leher.

Profesor itu menyesalinya. Ridha bahwa banyak generasi muda yang menghadapi situasi ini sebagai pewaris negara. Bahkan saat ini Indonesia sedang mengalami peningkatan jumlah penduduk. Dimana jumlah penduduk yang bekerja lebih banyak dibandingkan dengan penduduk yang menganggur.   “Saat ini baru dua negara di dunia yang merasakan manfaatnya, yaitu Indonesia dan India. Jika hal ini bisa dimanfaatkan dengan menciptakan generasi yang berkualitas, maka Indonesia akan masuk lima besar dunia,” kata Ridha, Rabu 20 September 2023.

Ridha melanjutkan, jika apa yang terjadi sebagai sebuah generasi dinonaktifkan karena kurangnya penggunaan banyak perangkat, maka yang terjadi adalah bencana. 

Oleh karena itu, harus pintar-pintar menggunakan alat jika ingin Indonesia melahirkan generasi yang berkualitas, yaitu generasi yang cerdas, bermoral dan berkarakter baik, serta kuat secara fisik, kata Ridha.

Oleh karena itu, Prof. Ridha memberikan teguran pertama kepada mahasiswa baru Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) tentang bahaya generasi muda dalam lima tahun ke depan. 

Risiko yang dialami oleh seseorang yang berprofesi sebagai dokter bedah saraf adalah saraf terjepit di leher. Hal ini ditandai dengan rasa berat di bahu, leher kaku di pergelangan tangan, tangan gemetar, dan bangun tidur gelisah. 

“Hal ini biasanya dialami oleh orang tua yang berusia 50 tahun ke atas, namun kini hampir semua usia mulai merasakannya,” kata Ridha.

Jika masih memungkinkan untuk merawat rambu aslinya melalui meja kerja. Dikatakannya, jika dibiarkan dan terus menerus maka yang terjadi adalah kelumpuhan tangan dan kaki, laki-laki kurang berhubungan seks, kurang kehilangan atau kehilangan daging dan urin.

“Tidak ada obat yang bisa menyembuhkannya dan tidak ada operasi yang bisa mengembalikannya dan yang dideritanya menyebabkan kecacatan,” kata dr Ridha.

Sebelum ditutup, Prof. Beritahukan kepada siswa bahwa menjadi pintar, berani dan mempunyai budi pekerti yang baik serta sehat jasmani bukanlah sebuah pilihan, melainkan perlu. 

“Karena kita tahu dalam lima sampai sepuluh tahun ke depan kita tidak lagi bersaing dengan negara lain, bahkan dengan negara lain karena Indonesia sudah mulai membuka pintu, dan persaingan dengan mesin sudah mulai menggantikan manusia,” ujarnya Ridha.

Baca artikel edukasi menarik lainnya di link ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *