RIFA, Titik Kumpul – Sosok Salman bin Ibrahim Al Khalifa kini tengah menjadi perbincangan hangat di kalangan pecinta sepak bola tanah air. Hal itu seiring dengan hasil kontroversial pertandingan timnas Indonesia-Bahrain pada babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 kawasan Asia.
Mengingat posisi Salman saat ini sebagai presiden Federasi Sepak Bola Asia (AFC), namanya juga menjadi bukti. Di sisi lain, pria berusia 70 tahun itu juga berasal dari Bahrain.
Ya, Timnas Indonesia membalikkan kemenangan atas tuan rumah usai bermain imbang 2-2 pada laga di Stadion Nasional Bahrain, Rifa, Bahrain, Kamis 10 Oktober 2024. Dalam pertandingan tersebut, kepemimpinan wasit Ahmed Al-Kaf juga dipertanyakan.
Mari kita lihat gol kedua yang dicetak timnas Bahrain setelah tertinggal 1-2. Mohamed Marhoon “menyambut” dengan menggandakan keunggulan pada menit ke-90+9. Padahal, total perpanjangan waktu yang diperbolehkan pada babak kedua hanya enam menit.
Kini mata dunia menantikan kelakuan Salman yang dibarengi kejanggalan. Lantas seperti apa profilnya? Disini Titik Kumpul mencoba membahasnya.
Nama lengkapnya Sheikh Salman bin Ibrahim Al Khalifa lahir pada tanggal 2 November 1965 di Bahrain. Diketahui mereka berasal dari keluarga kerajaan yang mempunyai banyak pengaruh di berbagai bidang, khususnya olahraga.
Dari segi pendidikan, Salman belajar di Bahrain sebelum pindah ke Inggris untuk mengambil jurusan sastra dan sejarah. Ia kemudian terjun ke dunia sepak bola dan berhasil terpilih menjadi presiden Asosiasi Sepak Bola Bahrain (BFA) pada tahun 2002.
Karyanya lebih halus. Dia kemudian diberi peran sebagai Presiden AFC dari Mei 2013 hingga saat ini. Selama menjabat, Salman tampil sebagai pemimpin yang sukses meluncurkan beberapa inisiatif, khususnya di kancah kompetitif.
Apalagi, Salman diketahui menjadi orang ketiga yang menjabat Presiden AFC saat itu. Dalam data terkini Wikipedia bahasa Inggris yang dirilis Jumat 11 Oktober 2024, tampak ia berkuasa selama 11 tahun 161 hari.
Dua presiden AFC yang paling lama menjabat adalah laki-laki Malaysia. Mereka adalah Tunku Abdul Rahman (18 tahun) dan Hamzah Abu Samah (15 tahun 235 hari).