Psikolog Ungkap Perbedaan Anak yang Kecanduan Gadget dan Tidak, Fatal Banget!

VIVA – Kehadiran gadget menjadi masalah bagi para orang tua. Di satu sisi perangkat pintar (smartphone) memberikan dampak positif dengan kemudahan dalam banyak hal, seperti komunikasi, kemudahan mencari media informasi dan hiburan yang dapat diakses dimana saja, waktu dan tempat.

Namun, gadget juga dinilai dapat memberikan dampak buruk bagi tumbuh kembang anak Anda. Jadi gadget menjadi tantangan bagi para orang tua untuk mendukung anak-anak generasi Alpha yang terlahir digital. 

Salah satu tantangan terbesarnya adalah kemampuan anak dalam membuat perangkat pintar. Psikolog anak, Irma Gustiana Andriani, S.Psi, M.Psi, menunjukkan perbedaan antara anak yang kecanduan dan tidak terlihat dari empat aspek tumbuh kembang anak yang melatarbelakangi hal tersebut.

“Ada perbedaan besar antara anak yang terpapar (gadget) dengan susah payah dan anak yang orang tuanya mampu mengontrol waktunya (screen time),” kata Irma.

Perbedaan Kids Plus Gadget dan tanpa Narkoba

1. Pembangunan fisik

Irma mengatakan, perbedaan pertama terletak pada pengembangan kekuatan fisik. Irma menjelaskan, saat anak menggunakan tablet atau smartphone, bagian tubuh yang bergerak hanyalah ibu jari dan jempolnya.

Padahal, jika berbicara tentang perkembangan kekuatan fisik, anak sebaiknya menggunakan jari-jari tangan, otot trisep, dan otot bisep, serta otot-otot bagian bawah tangan, yang bertujuan untuk menunjang perkembangan fisiknya, kata Irma.

Sedangkan anak-anak yang kecanduan alkohol memiliki kemampuan mengemudi yang sangat rendah. Sehingga ketika anak harus menulis, mereka lebih rentan mengalami stres dan kecemasan karena ototnya tidak kuat menahan pulpen dalam waktu lama. Akhirnya anak-anak mengamuk. 

“Jadi kalau otot (tangan) lemah, anak jadi cemas dan timbul perasaan tidak enak, sehingga cenderung mudah tantrum,” imbuh Irma. 

2. Kemampuan berbicara

Anak yang terlalu banyak terpapar teknologi rentan mengalami gangguan bicara. Irma menjelaskan, banyak kasus anak-anak yang “dianugerahi” Tuhan bisa belajar banyak bahasa dengan mudah dengan belajar otodidak di YouTube, asalkan anak tersebut tidak mengalami keterlambatan perkembangan (termasuk setengahnya).

Di sisi lain, gadget membuat anak kurang interaktif karena menjadi sarana menonton YouTube atau konten lainnya. Sedangkan jika berkomunikasi dengan orang, interaksinya berjalan dua arah. Anak-anak yang kecanduan juga kurang belajar dalam mengajar dan berpikir. 

“Melalui AI, anak tidak bisa belajar banyak emosi. Hal inilah yang menyebabkan anak mengalami gangguan bicara dan emosi karena tidak bisa mengekspresikan diri dengan baik,” kata Irma. 

Pesaing kita adalah robot yang tidak punya pikiran. Oleh karena itu, penting bagi seseorang untuk menunjukkan kemampuan menangani emosi positif. 

3. Pengetahuan

Irma juga mengatakan, sebagian besar anak yang terlalu banyak terpapar materi akan kesulitan dalam menyesuaikan diri. Berdasarkan pengalaman kliennya, Irma menjelaskan, banyak anak yang tinggal di rumah selama pandemi harus kembali bersekolah dengan perasaan cemas.

Takut ketemu banyak orang, itu yang terjadi. Apalagi anak-anak kelahiran 2020, 2021, dan 2022, imbuh Irma.

Hal terbaik bagi anak adalah mempelajari keterampilan sosial. Irma merupakan salah satu psikolog anak yang menginginkan anak bersekolah sejak dini atau PAUD. 

“Bagusnya sekolah usia dini mempunyai tanggung jawab untuk bisa melatih silaturahmi, kita tidak mencari apa-apa selain kecerdasan yang menjadi landasan tumbuh kembang anak,” lanjut Irma.

4. Fokus dan fokus 

Saat ini, anak-anak sudah banyak menonton film pendek. Jadi orang yang kecanduan mempunyai pikiran dan perasaan yang terbatas. 

Selain itu, Irma memberikan solusi bagi orang tua untuk mengatasi tumbuh kembang anaknya akibat penyalahgunaan narkoba. Menurut Irma, orang tua sebaiknya mulai mempelajari emosi dan motorik melalui bermain. 

Taman bermain merupakan kesempatan yang baik untuk mendorong anak agar mau bergerak dan bermain, yang merupakan bagian dari pembelajaran. Mengajak anak bermain di lapangan juga bermanfaat bagi perkembangan sosial. 

Salah satunya adalah mengunjungi Explore Wonderland yang menawarkan tiga taman dengan tema berbeda. Mulai dari hutan, dunia es dan laut. Di sana, anak-anak bisa bereksplorasi dengan melakukan berbagai aktivitas dan bertemu dengan teman-temannya. Ayah dan Bunda juga bisa menyaksikan ceramah dari para ahli di bidangnya. Acara yang diselenggarakan oleh Tempo Scan Group ini akan diadakan di Summarecon Mall Bekasi pada tanggal 12-14. Juli 2024.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *