JAKARTA – Menutup rangkaian kegiatan Hari Film Nasional 2024, Badan Perfilman Indonesia (BPI) didukung Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi menyelenggarakan acara bertajuk Film Art yang digelar di Sarina, Thamrin , Jakarta. , Kamis, 4 April 2024
Perhelatan seni film tahun ini mengusung tema dibalik sinema dengan menghadirkan serangkaian acara. Sesi sharing dan pembelajaran diberikan oleh para sineas yang jarang terekspos ke publik, namun memiliki peran penting dalam proses pembuatan film. Gulir ke bawah untuk informasi lengkapnya
Mereka adalah Dinner Safari, Stuntman, Wenceslaus De Rosary dan Anant Harshwardana selaku Art Director (Art Director) yang menyampaikan desain produksi sedangkan Sesa David Luckmansia, Wawan I Waibo, Ryan Purwoko, Sentot Sahid dan Aline Jusia berbagi pengalamannya. Kelas-kelas editing film ini direspon antusias oleh para siswa SMA
Di Sarina Hall, Film Art 2024 juga menghadirkan instalasi kostum dan alat peraga yang digunakan dalam film tersebut, seperti sepeda motor Dylan yang terkenal dan ikonik, disusul oleh grup superhero seperti Gundala, Sri Asih, dan Satriya Dewa Ghatotka.
Selain itu, di sudut lain juga terlihat pakaian Sultan Agang dan Srimulat. Tak berhenti sampai disitu, poster-poster film Indonesia lawas juga terpampang cantik.
“Ini membawa film ke ranah publik, langsung ke masyarakat luas,” kata Romy Fibri, Ketua Lembaga Sensor Film, dalam keterangannya, Jumat, 5 April 2024.
“Sampai saat ini kegiatan perfilman dilakukan di tempat-tempat tertentu seperti bioskop. Seni film telah mempertunjukkan para pembuat film secara lebih terbuka di ruang-ruang publik. seperti upaya memajukan film Indonesia, tambah Selerina Judisari selaku penyelenggara Hari Film Nasional 2024
Lalu, ada pula hal menarik lainnya seperti peragaan busana film yang menampilkan kostum dari 20 judul film Indonesia, seperti Agak Lane, Warcup D.K. Rayburn, Habibi Einun, Sherina, Kelurga Gemara, Hamba Setan, KKKN Desa Penary, Wiro Sableng. , Kadet 1947 dan masih banyak lagi
“Fashion dalam film terbukti menciptakan tren. Di Sarina, Anda bisa melihat Janggan Kebaya. Film fashion juga bisa ditampilkan sebagai pertunjukan tersendiri, kata Selerina.
Para sineas diharapkan dapat mendekatkan para sineas dengan masyarakat luas, tidak hanya di Jakarta namun juga di kota-kota lain. Kedepannya diharapkan dapat mendorong terciptanya penonton baru terhadap film Indonesia