Titik Kumpul, Jakarta – Pastinya setiap wanita dewasa yang sudah menikah ingin memiliki anak dan hanya bisa menyusui. Memberikan ASI melalui ASI akan mempererat hubungan ibu dan anak, sekaligus memperkuat imunitas anak.
Namun, cara ini tidak akan berhasil jika puting ibu hilang atau cekung. Pada beberapa kasus, ibu sulit menghasilkan ASI segar setelah melahirkan karena putingnya hilang. Scroll terus ya?
Hal ini tidak hanya dirasakan oleh para ibu yang sudah memiliki anak. Wanita di atas usia 18 tahun akan khawatir dengan putingnya yang tidak terlihat. Banyak pikiran yang dapat menyumbat pikirannya, seperti pemikiran tentang kesehatannya.
Lalu apakah situasi ini berbahaya? Apa yang disebut dengan inversi puting mengacu pada kondisi dimana puting susu membelok ke dalam. Kondisi tersebut biasanya tidak berbahaya, hanya perubahan anatomi (bentuk tubuh) seseorang sejak lahir. Siapa pun, pria atau wanita, bisa mengalami puting terbalik.
Seksolog terkenal Dr. Boyke mengungkapkan, kondisi tersebut pernah dialami oleh beberapa perempuan. Kalau hamil, putingnya lepas dengan sendirinya, ujarnya.
Jadi memang benar ada sebagian wanita yang putingnya mengarah ke dalam. Tapi tidak perlu takut, normalnya kalau hamil putingnya keluar, kutip dari video yang diunggah di akun TikTok @klinik pasutri.
Namun, kata Dr. Wah, kalau putingnya belum keluar. Petugas kesehatan akan menggunakan alat untuk membantu mereka mengekspos putingnya.
“Apa yang akan Anda gunakan jika di kemudian hari tidak mendapat pertolongan? Ada alat seperti penyedot debu, dan begitu putingnya keluar, kita hisap, atau peras,” ujarnya.
Di sisi lain, dalam hal kehamilan dan menyusui, Dr. Boyk juga mengatakan, kurangnya puting susu tidak akan mempengaruhi proses menyusui bayi Anda.
“Nah bagi masyarakat yang sangat ingin mempunyai anak dan sangat ingin merawat puting susu yang tidak keluar agar ibu bisa melahirkan anaknya dengan sehat,” ujarnya.