Jakarta. Pemain timnas Indonesia, Rafael Struik, bercerita tentang perbedaan kehidupan di Indonesia dan Belanda.
Setelah resmi menjadi warga negara Indonesia (WNI), Rafael Struik kerap bolak-balik Indonesia dan Belanda mewakili timnas Garuda dan bermain untuk klubnya ADO Den Haag.
Tentu banyak yang bertanya-tanya apa perbedaan yang dirasakannya selama berada di kedua negara tersebut.
“Saya sering ditanya bagaimana rasanya hidup di antara dua dunia ini (Indonesia dan Belanda),” kata Rafael dalam wawancara dengan media Amsterdam, Life After Football, dikutip pada tahun 2024. Sabtu sore, 8 Juni.
Strike yakin dia harus berjuang keras untuk mendapatkan pengakuan di Negeri Kincir Angin. Namun di Indonesia ia bisa hidup normal dan merasakan banyak kesenangan.
“Di Belanda, saya harus bekerja keras untuk mendapatkan tempat saya. Saya juga melakukannya di Indonesia. “Tapi saya biasa saja di sini (Indonesia),” imbuhnya.
“Saat saya ke Indonesia, rasanya sedikit menyenangkan. Saya bermain di sana dan seperti seorang superstar,” lanjutnya.
Dilantik menjadi WNI sejak tahun 2024 pada Senin, 22 Mei, penikmat sepak bola tanah air terus memuji nama Rafael Struik.
Apalagi setelah penampilan impresif pemain berusia 21 tahun itu melawan Korea Selatan di perempat final Piala Asia U23 pada 26 April lalu. Dia mencetak dua gol pada pertandingan ini.
Raphael sangat populer di Indonesia. Saat ini, 3,8 juta orang berlangganan akun Instagram pribadinya. Tak sedikit yang menilai kehadirannya di lapangan cukup baik dalam membuka ruang.
Timnas Indonesia masih membutuhkan jasa Struik untuk bermain di tahun 2026. Kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Filipina akan berlangsung pada 11 Juni.