Raffi Ahmad Sibuk Buat Konten Haji, Begini Pandangan Ustaz Hilman dan Habib Jafar Soal Konten Ibadah

VIVA Showbiz – Raffi Ahmad menjadi salah satu selebriti Tanah Air yang mendapat kesempatan menunaikan ibadah haji tahun ini. Dua saudara perempuan sekaligus sepupu Raffi Ahmad, Nagita Slavina, Rieta Amalia, Amy Qanita, dan sepupu Raffi Ahmad diketahui menunaikan ibadah haji ala Haji Furoda.

Raffi Ahmad dan rombongan tiba di tanah suci pada Minggu 10 Juni 2024. Mereka menuju Mekkah dan menunaikan ibadah haji. 

Namun sayang, perjalanan Raffi dan keluarga terus menjadi sorotan netizen. Tak sedikit netizen yang mengkritik Raffi Ahmad karena rutin membuat konten saat haji. Mereka menilai seharusnya ayah Rafathar dan Rayanza bisa fokus pada agama tanpa membuat konten.

Banyaknya hinaan yang dilontarkan kepada dirinya membuat suami Nagita Slavina ini memilih membagikan kembali postingan dua pendakwah ternama, Ustaz Hilman Fauzi dan Habib Jafar, tentang pembuatan konten saat menunaikan ibadah haji.

Dalam unggahan Ustaz Hilman Fauzi yang diunggah ulang oleh Raffi Ahmad. Ustaz mengatakan, tidak ada yang datang saat membahas perjalanan haji mereka. Orang-orang yang memposting di media sosial hanya ingin berbagi ilmu dan pengalaman selama menunaikan ibadah haji.

“Insya Allah tidak ada orang beragama di sini. Mereka sekadar berbagi momen dan informasi. Lihat semua kebaikannya,” tulis Ustaz Hilman, dikutip di akun Instagram resminya. 

Ustaz Hilman pun meminta masyarakat bersikap baik. Tak hanya itu, masyarakat juga bisa mendoakan semoga rejeki yang akan berangkat haji tahun ini menular kepada kita semua.

“Husnuzon sana, lembutkan hati kami. Dan mari kita doakan semoga rejekinya menular kepada kita juga,” tulisnya.

Sementara itu, dalam video yang diunggah Habib Jafar yang juga diunggah Raffi Ahmad, Habib Jafar menyinggung situasi sosial terkait konten yang dilihat saat memposting momen perjalanan spiritualnya selama haji. 

“Ini lumrah bagi orang yang suka menonton film porno sambil tersenyum. “Ini merupakan peluang bagi konten-konten submisif untuk dipublikasikan sambil melakukan protes,” kata Habib Jafar dikutip di akun Instagram-nya. 

Habib Jafar juga menegaskan, dengan semakin majunya teknologi, sudah saatnya persoalan mendengarkan semakin maju. Jadi konten seperti itu bisa memberikan panduan yang baik. 

“Apalagi di saat perilaku buruk itu berbahaya. Kisah mendengarkan harus pergi dan menyebar. Agar tayangannya mempunyai nilai penuntun, bukan menyesatkan. Selain itu, orang ingin berkontribusi pada konten Anda, meskipun tidak dipublikasikan. “Giliran Saudara Julid yang mempertimbangkan masalah ini,” kata Habib Jafar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *