Rahasia Kemudahan Ibadah Haji Bagi Jemaah Lansia, Ini Rukhsah yang Bisa Dimanfaatkan

JAKARTA – Ibadah haji ramah lansia masih menjadi tema ibadah haji tahun ini. Diharapkan seluruh ibadah wajib dapat dilakukan oleh seluruh jamaah, termasuk jamaah yang lebih tua. Pada saat ibadah haji tahun 1445 H/2024 M. hampir 45.000, atau sebenarnya 44.795 jamaah berusia 65 tahun ke atas, telah terdaftar. Data tersebut terangkum dalam Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT). 

Jika dibandingkan dengan total kuota jemaah haji reguler yang berjumlah 213.320 orang, hampir 21% jemaah tahun ini masuk dalam kategori lansia.  Jamaah haji lanjut usia yang berusia 65 tahun ke atas berjumlah lebih dari 60.000 jamaah pada penyelenggaraan haji 1444 H/2023 M. 

Berdasarkan data tersebut, Anggota Media Center Kemenag Widi Dwinanda mengatakan pada tahun 2024, Kemenag kembali membawa semangat memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, khususnya kepada lansia dengan disabilitas. slogan Haji Ramah Dewasa. Tak hanya itu, juga mencakup jemaah penyandang disabilitas.

Ia mengatakan, dalam buku Panduan Amalan Haji dan Umroh Bagi Lanjut Usia yang diterbitkan Kementerian Agama, terdapat beberapa kemudahan (rukhsah) bagi jamaah lansia dalam menunaikan ibadah haji. 

Doa di dekat hotel

“Sholat terlebih dahulu di hotel atau masjid yang paling dekat dengan hotel. Salat bagi lansia, kelompok berisiko, dan jemaah difabel bisa dilaksanakan dimana saja di Tanah Haram, baik di hotel maupun di masjid terdekat keutamaan salat seperti di Masjidil Haram,” jelas Widi pada Selasa, 28 Mei 2024, dalam keterangan resmi Kementerian Agama di Jakarta.

Lempar Jumrah

Kedua, kata Widi, jumrahnya dilempari batu. Hukum lempar jumrah itu wajib. Jika seseorang tidak melaksanakannya, maka ia dikenakan dam/fidyah. “Jemaah lanjut usia yang berhalangan menunaikan ibadah Jumrah dapat mewakili orang lain, dengan syarat wakil masing-masing ketiga Jumrah tersebut harus terlebih dahulu mewakili dirinya sendiri,” jelasnya.

Tawaf

Ketiga, tawaf. Tawaf Ifadhah merupakan salah satu rukun haji. Mengingat tempat tawaf sedang ramai, maka para sesepuh jamaah hendaknya memilih waktu yang strategis dan baik. “Tidak perlu jalan kaki untuk melakukan tawaf. Bisa juga berkendara dengan kursi roda, menggendong atau menggunakan skuter,” ujarnya. 

Sa’i

Keempat, katakanlah. Berdasarkan pendapat Mazhab Syafi’i, Widi menjelaskan, lansia dapat memilih untuk melakukan aktivitasnya dengan berjalan kaki, menggunakan kursi roda atau skuter, tergantung situasi dan kondisi saat itu. Menurutnya, para lansia yang berkumpul juga harus memperhatikan tips Imam Al Nawawi yang mengatakan, yang terpenting adalah mencari waktu tenang untuk berdoa. 

“Jika suasana terlalu sibuk dan ramai, sebaiknya jaga diri agar tidak terdesak atau disakiti oleh orang lain,” ujarnya. 

“Mudah-mudahan dengan adanya kemudahan (rukhsah) ini, jamaah haji lanjut usia dapat menunaikan ibadah haji dengan khusyuk, aman dan benar,” tutupnya. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *