Rahasia Rendang Amboi! 5 Hal Penting Ini Wajib Diperhatikan Saat Pengolahan

JAKARTA – Pada Rabu, 10 April 2024, umat Islam di seluruh dunia akan merayakan Hari Kemenangan. Saat Idul Fitri, rasanya belum lengkap rasanya tanpa memanfaatkan makanan tradisional Natal. Salah satu hidangan tradisional Natal yang tidak boleh terlewatkan di meja makan adalah rendang.

Rendang, hidangan daging khas Sumatera Barat, populer saat Idul Fitri, disajikan dengan sayur ketupat dan pepaya.

Berbicara mengenai proses pengolahan daging sapi, Chef Yuda Bustara berbagi beberapa tipsnya. Untuk mengolah daging rendang agar tidak alot, Anda perlu cermat dalam memilih dagingnya. Dijelaskannya, kualitas daging terbaik akan menjamin hasil pengolahan daging rendang tidak ribet.

“Rendang itu prosesnya panjang, jadi daging yang keras pun akan mudah dibuat. Kepada Titik Kumpul.co.id melalui SMS, Selasa, 9 April 2024, ia mengatakan, “Kalau mau mudah, bisa pilih yang premium.”

Yuda Bustara menjelaskan, bagian daging pertama yang bisa dipilih adalah bagian badan depan. Sekadar informasi, daging yang disebut juga tenderloin ini merupakan bagian tengah daging sapi.

Ciri khas daging ini adalah memiliki banyak otot dan terdapat pada tulang belakang, bahu, dan tulang. Bagian daging ini paling sederhana karena otot tidak digunakan dalam pengolahannya.

“Yah, dia sapi yang sangat istimewa dan sederhana,” jelasnya.

Selain itu Yuda Bustara menyarankan untuk menggunakan daging yang masih segar agar olahan daging rendang untuk hajatan esok hari menjadi alot dan berbau.

“Pastikan hanya daging segar yang digunakan,” ujarnya.

Sementara soal aroma daging olahan, Yuda Bustara meyakinkan, dengan adanya perbedaan bumbu dalam memasak daging rendang, jarang ditemukan tempat yang dagingnya berbau harum.

“Saya kira tidak ada bau apa-apa, karena bumbu rendangnya banyak, jadi tertutup bau bumbunya,” jelasnya.

Mengenai cara memasak daging rendang yang terbaik, Yuda Bustara mengatakan sebaiknya bumbu yang digunakan untuk memasak daging tersebut harus dalam keadaan kering.

“Itu saja (dimasak sampai bumbu kering), kalau masih basah disebut kalio,” jelasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *