JAKARTA, Titik Kumpul – Tak mau ketinggalan dengan China, Jepang akan memberikan subsidi besar hingga ¥350 miliar atau sekitar Rp38 triliun untuk produksi kendaraan listrik.
Komitmen ini dilontarkan negeri sakura itu untuk mendukung rencana implementasi Toyota CS. Di sisi lain, langkah tersebut merupakan bagian dari upaya negara untuk memperkuat pasokan baterai.
Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang Ken Saito mengatakan pemerintah akan menyediakan dana untuk 12 proyek terkait baterai, termasuk suku cadang, material, dan peralatan produksi.
Seperti dikutip Titik Kumpul di Channelnewsasia pada Kamis 12 September 2024, “Kami yakin inisiatif ini akan memperkuat rantai pasokan baterai Jepang dan daya saing industri baterai.
Laporan tersebut memperkirakan bahwa dukungan ini akan memungkinkan negara tersebut meningkatkan kapasitas produksi baterai sekitar 50 persen, menjadi 80 GWh per gigawatt jam atau 120 GWh per GWh.
Produsen yang menerima subsidi termasuk Toyota, Nissan Motor dan perusahaan patungan Power Unit milik Panasonic Holdings dengan Subaru dan Mazda.
Toyota menginvestasikan dana sebesar 250 miliar yen atau setara Rp 27 triliun pada dua anak usahanya untuk membangun pabrik baterai di prefektur Hyogo dan Fukuoka.
Sementara itu, Nissan mengumumkan telah menerima sertifikasi pemerintah atas rencana pembuatan baterai lithium-besi-fosfat.
Pemasangan baterai tersebut pada kendaraan mini mulai FY2028 dengan kapasitas produksi dalam negeri 5 GWh akan menelan biaya hingga ¥55,5 miliar atau Rp 6 triliun.
Panasonic mengatakan mereka tidak memiliki informasi baru selain pengumuman yang dibuat sebelumnya. Sementara itu, Subaru dan Mazda tidak menanggapi permintaan komentar.
Unit energi Panasonic, yang memproduksi baterai untuk Tesla, sebelumnya telah menandatangani kesepakatan pasokan baterai otomotif dengan Mazda dan satu lagi dengan Subaru.