Ratusan Siswa Demo Atas Peraturan Pemberian Alat Kontrasepsi ke Pelajar

Bogor, Titik Kumpul – Ratusan siswa SMA IT Birrul Walidain Bogor melakukan protes terhadap Peraturan Pemerintah (PP) no. 28 Tahun 2024 yang baru saja ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Salah satu alinea ke-4 Pasal 103 menyebutkan bahwa pelayanan kesehatan reproduksi bagi usia sekolah dan remaja meliputi pemberian alat kontrasepsi.

Bapak Restu Wahyuni, Kepala Sekolah IT SMA Birrul Walidain Bogor mengatakan pada Kamis, 8 Agustus 2024, “Kami seluruh siswa di sini meminta pemerintah segera merevisi PP Nomor 28 Tahun 2024 yang salah satu isinya menyediakan alat kontrasepsi kepada siswa”.

Dalam kampanye sepulang sekolah, para siswa memegang poster Nama Peraturan ini. Poster itu bertuliskan “Perubahan PP 28 Tahun 2024 tentang Larangan Kontrasepsi di Sekolah”. Ada juga artikel yang mengatakan ‘Bagikan pil KB kepada mahasiswi, SLICK BrainS’ adalah artikel lain yang mengatakan Anda harus belajar dengan giat, bukan belajar tentang KB. 

“Kami menolak karena siswa harus menghindari alat kontrasepsi karena ini belum waktunya, dan itu berarti memberikan izin kepada siswa untuk menggunakan alat kontrasepsi,” kata salah satu siswa.

Sebagai guru di sebuah lembaga pendidikan, lanjut Restu, ia yakin keinginan seluruh guru di Indonesia bisa terwujud. Dimana kebijakan pemberian kontrasepsi merugikan generasi muda. 

“Kita membutuhkan sekolah untuk mempekerjakan generasi muda yang terpelajar, bersih dan tidak membinasakan generasi muda dengan pil KB,” jelasnya. 

Ia menilai kebijakan tersebut jauh dari nilai pendidikan di Indonesia. Selain itu, negara-negara dengan tradisi Timur dan populasi Muslimnya besar 

“Apalagi pemberian alat kontrasepsi kepada kami sebagai umat Islam merupakan cara pemerintah membiarkan siswi kami melakukan perzinahan,” jelasnya.

Ia pun berharap para guru dan siswa sekolah lain di Tanah Air mengeluarkan tuntutan serupa untuk menciptakan generasi emas yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa. 

“Kami bersama-sama meminta kepada pemerintah untuk mengubah salah satu isi PP ini, maka kami berupaya untuk siap. Bergabunglah bersama kami, jika ada gerakan serupa dengan sekolah lain, pemerintah mendengarkan suara kami.”. dia menjelaskan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *