Jakarta, Titik Kumpul – Taman Ismail Marzuki (TIM) menjadi mercusuar budaya dan simbol abadi semangat seni Indonesia Sejak didirikan pada tahun 1968, TIM terus mendorong perkembangan kesenian lokal di berbagai bidang, mulai dari teater, musik. , sinema hingga sastra. : Selama lebih dari lima dekade, TIM telah menjadi ruang di mana seniman-seniman legendaris bertemu dengan talenta-talenta baru dan membentuk wajah budaya Indonesia.
Sebagai pusat kreativitas dan pelestarian warisan budaya yang kaya, TIM telah menjadi kebanggaan generasi bangsa Indonesia.
“Taman Ismail Marzouki bisa dikatakan lebih dari sekedar tempat pertemuan. “TIM merupakan penghormatan hidup terhadap semangat seni Indonesia,” kata Direktur Dinas Kebudayaan Daerah Jakarta Ivan Henry Wardhana.
Tanggal 10 November yang merupakan hari ulang tahun TIM merupakan festival tahunan yang menampilkan berbagai kreasi seni. Festival ini menyuguhkan beragam pertunjukan mulai dari tari tradisional, teater kontemporer, musik tradisional dan kontemporer hingga pembacaan puisi dan instalasi seni interaktif diharapkan dapat menjadi seruan bagi seluruh pengunjung untuk merayakan dan berkontribusi pada ekosistem seni TIM yang dinamis.
“Ini adalah panggung pertemuan masa lalu, masa kini, dan masa depan, memungkinkan talenta-talenta baru untuk terhubung dengan tradisi yang tak lekang oleh waktu,” kata Bambang Prihadi, Ketua Dewan Kesenian Jakarta.
TIMFest ke-56 akan menampilkan beragam acara mulai 7 hingga 10 November 2024, antara lain fashion show, kuliner, pemutaran film independen para sineas muda, seni, TIM Journey, serta penampilan dari berbagai genre musik yang selalu dinantikan. adalah Percakapan Budaya, sebuah program tahunan yang mengesankan dengan ceramah bertema “Etika, Seni dan Demokrasi” di Graha Bhakti Buddhaya pada tanggal 10 November 2024.
“Wacana budaya merupakan wadah refleksi mendalam terhadap perkembangan budaya, politik, dan sosial di Indonesia. Acara ini mengundang tokoh-tokoh terkemuka untuk memaparkan pemikiran kritis dan analisis terhadap isu-isu yang mempengaruhi masyarakat. Tahun ini, Pak Garin Nugroho akan menampilkannya pada bidang etika, seni, dan etika. tema demokrasi,” jelas TIMFEST dan Ketua Komite Film dan Filantropi Dewan Kesenian Jakarta Anisa Nastiti.
TIMFest menghadirkan kegiatan-kegiatan yang mencerminkan seni dan budaya Indonesia. Festival ini juga menjadi wadah untuk menyebarkan potensi seni dan budaya DKI Jakarta agar lebih dikenal dan diapresiasi oleh masyarakat persatuan antar seniman dan menggagas inovasi demi kebaikan masyarakat.
“Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan potensi dan kreativitas talenta-talenta muda dalam kegiatan pertunjukan seni dan budaya, serta menciptakan wadah kegiatan yang dapat melahirkan inovasi sebagai upaya melestarikan seni dan budaya, menumbuhkan rasa semangat dan cinta kasih.” untuk seni dan budaya.” , kata Ketua UP PKJ TIM Arif Rahman.