Rekamannya Tersebar, Ini Isi Percakapan Ibu Mahasiswi Kedokteran dengan Ketua Koas Kedokteran yang Dianiaya

Palembang, Titik Kumpul – Kisah tragis Lutfi, seorang dokter muda sekaligus Ketua Komite Koordinasi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. Lutfi menjadi korban pria yang disuruh orang tua salah satu muridnya karena ada masalah dengan rencana pemungutan suara akhir tahun. 

Peristiwa tersebut mendapat perhatian setelah video pengeroyokan di kafe tersebut viral di media sosial. Dalam video tersebut, terlihat seorang pria berkemeja merah menyerang Lutfi, padahal korban berusaha menyelesaikan masalah tersebut secara kekeluargaan.

Peristiwa tersebut diduga disebabkan oleh seorang siswi bernama Aurellia Pramesti yang tidak lolos dalam pemungutan suara akhir tahun. Isi percakapan sebelum kejadian 

Sebelum kekerasan terjadi, ibu perempuan tersebut, Sri Meilina, mengunjungi Lutfi dan siswa lainnya di sebuah kafe untuk mendiskusikan rencana tersebut. Dalam rekaman wawancara yang dirilis, Sri Meelina mengkritik sikap Lutfi sebagai Ketua Coas. 

“Anda ketua tim ya, ketua tim harus bisa dipercaya,” kata Sri Meilina. Kalau dengar laporan orang lain harus dengar, jangan langsung marah.” 

Ia juga menyebut Lutfi tidak kasar terhadap wanita. “Kamu tidak boleh kasar pada wanita, apa yang akan dilakukan orang tuamu jika kamu menganiaya mereka? Jika kamu kasar, bagaimana kamu harus bersikap sebagai laki-laki?”  Dia melanjutkan.

– Masalah kecil, kamu kasar. Tapi kenapa kamu tidak berpikir, kalau kamu seorang pemimpin tim, maafkan aku, kamu harus mendengarkan, ayolah, kamu terlalu sibuk, ada catatannya.”

Sri Meelina mengatakan, anaknya hanya mendapat satu surat suara setiap dua hari, sedangkan anak lainnya hanya mendapat satu kali empat hari. Namun menurut siswa lain yang hadir, pengaturan yang dilakukan Bu sebenarnya adil. 

“Beri tahu saya Bu, saya Kundia. Kalau melihat revisi jadwal akhir, Bu ada empat titik pemberangkatan: Jumat, Sabtu pagi, Senin malam, dan Rabu malam.” Dari masa tunggu pertama hingga kedua ada. Seminggu membuat perbedaan besar,” jelas seorang siswa yang mengidentifikasi dirinya sebagai Kundia. 

Memo yang diduga merupakan korban atau pimpinan Koas, seorang mahasiswa kedokteran, kemudian diduga beberapa kali mengubah formulir pemungutan suara di akhir tahun.

– Sabar, sabar, sabar. Oke ganti ke kemarin, ini weekend, katanya.

Namun, pertemuan tersebut berakhir dengan kekacauan. Seorang pria yang diduga atas perintah Sri Meelina menyerang Lutfi hingga melukai wajah dan giginya. Korban langsung dilarikan ke RS Bhayangkara Palembang untuk mendapat perawatan darurat. 

Tindakan tercela itu mendapat kecaman luas di media sosial. Sikap serupa juga disampaikan rekan pengusaha Koridor Batik Sri Meelina dan suaminya, Mandarsia, Kepala Balai Besar Penerapan Jalan Nasional Kalimantan Barat. 

Akun yang biasanya @bgsadikin (Menteri Kesehatan Masyarakat RI) tidak pernah suka, tetap menggunakan bouncing. – Pak, pengganggu. menulis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *