Titik Kumpul, Jakarta – Jakarta Fashion Week (JFW) 2025 resmi dimulai dengan serangkaian acara. Tema perhelatan fesyen terpopuler di Indonesia adalah “Future Fusion: Tradition Meets Innovation”. Salah satu acara yang cukup menonjol adalah Textile Show, dimana para peserta diajak untuk mengeksplorasi berbagai gaya busana sastra Indonesia di kalangan generasi muda Indonesia.
Diselenggarakan pada Senin 21 Oktober 2024 di Pondok Indah Mall 3, acara ini menarik minat para pecinta tekstil tradisional Indonesia. Disponsori oleh Jason Verell, Community Manager Tin Nusantara dan Interpreter Swara Jambira serta anggota Pemuda Nusantara Mayura Blesia Vevanya, Costume Interpreter untuk Pertunjukan Swara Jambira.
Tin Nusantara merupakan komunitas yang didukung oleh Swara Gembira untuk melestarikan budaya Indonesia khususnya di kalangan generasi muda. Jason Verrell mengungkapkan kampanye pakaiannya berhasil menarik perhatian lebih dari 300 juta penonton di TikTok pada tahun 2021.
Acara tersebut mengajak generasi muda untuk mengeksplorasi gaya busana melalui kain, namun menekankan bahwa kain bukan hanya milik generasi tua atau terbatas pada acara-acara formal saja. Pameran busana menampilkan berbagai cara kreatif memanfaatkan kain tradisional atau wastra Indonesia sebagai gaya hidup modern.
“Apakah kainnya benar-benar kaku, kuno, tradisional? Itu yang selalu kita dengar,” kata Jason Werrell. Lanjutnya, “Kalau ditilik sebenarnya apa ciri khas Indonesia? Banyak orang yang menjawab batik atau kebaya, tapi dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa itu adalah jenis kain yang dibuat dengan teknik berbeda.”
Jason menjelaskan, wastra lebih dari sekedar kain bermotif seperti batik atau songket. Menurutnya, nenek moyang kita menggunakan pola pakaian sederhana dengan warna alami seperti biru dan merah yang terbuat dari pewarna alami. Busana merupakan suatu cara berpakaian yang tidak terbatas yang menggunakan teknik yang berbeda-beda.
Pameran kain ini menunjukkan cara memakai kain tradisional dengan cara yang kreatif dan bersemangat. Jason Verel memakai kain dan setiap orang menjadi desainernya sendiri. “Dengan memakai kain, Anda menjadi desainer bagi diri Anda sendiri. Karena sebuah kain memiliki seni yang tiada habisnya. Bisa menyesuaikan dengan tubuh Anda,” jelasnya.
Jason mendemonstrasikan dua jenis kain, yaitu corak Jawa dan corak Bali. Gaya Wiru Jawa menghadirkan citra yang stylish dan elegan. Polanya sendiri menunjukkan cara melipat kain dengan baik dan membuat pusaran kecil di bagian depan untuk memberikan efek visual yang unik.
Sedangkan gaya Bali terkenal dengan kain tenunnya yang kuat namun bersih sehingga menimbulkan kesan lebih praktis namun tetap elegan. Jason mencontohkan, dalam gaya Bali, kain diikat erat di pinggang, sedangkan kemban digunakan sebagai atasan, dan ditambahkan selendang (senteng) sebagai aksesori.
Menariknya, Jason juga menegaskan bahwa gaya berpakaian tidak netral gender. “Tidak ada batasan dalam hal kain. Baik pria maupun wanita bisa memakainya sesuai gaya dan pilihannya,” ujarnya.
Pajangan tekstil tidak hanya membahas estetika tetapi juga filosofi yang mendasari penggunaan kain tradisional. Jason dan Miura Blesia sepakat bahwa ada beberapa persyaratan atau aturan budaya dalam memakai kain seperti batik bermotif yang digunakan di istana Jawa. Saat ini penerapan sastra lebih fleksibel dan dapat menyesuaikan dengan kebutuhan zaman.
Jason mengakui bahwa penting bagi generasi muda untuk memahami filosofi dan sejarah di balik kain yang mereka kenakan, namun menekankan bahwa tidak ada salahnya menggunakan kain sebagai media ekspresi. “Berpakaian adalah cara kita mengekspresikan diri. Filosofi memang penting, tapi yang terpenting adalah cara kita berpakaian sesuai dengan kepribadian kita,” kata Miura.
Salah satu elemen kunci dari penyajian ini adalah bahannya tidak ketat dan membatasi. Jason dan Miura mendorong peserta untuk menggunakan kain sebagai busana yang fleksibel. Mereka menunjukkan bahwa dengan sedikit kreativitas, sebuah kain dapat disulap menjadi gaya pakaian yang berbeda untuk setiap kesempatan, dari kasual hingga kasual.
Pada sesi praktik, Jason dan Miura memberikan tips sederhana untuk menjadikan kain Anda lebih modern dan sesuai dengan tren fashion saat ini. Dengan mengenakan kain tersebut, mereka tidak hanya belajar tentang sejarah dan budaya, namun juga menumbuhkan rasa percaya diri untuk menciptakan gayanya sendiri. “Free to wear” Anda bisa mengikuti panduan gaya Anda sendiri, saat Jason Verrell menyelesaikan tampilan kainnya.