Rencana Israel Gempur Lebanon Bikin Panglima Militer Amerika Jiper

VIVA – Militer Amerika Serikat (AS) menghadapi ancaman besar menyusul munculnya rencana Israel menyerang Lebanon. Bukan hanya pasukan yang ditempatkan di Timur Tengah yang berisiko, namun tindakan Tentara Zionis juga menjadi ketakutan AS akan menyulut kembali kemarahan Iran.

Diketahui, rezim Benjamin Netanyahu berencana segera melancarkan serangan besar-besaran ke Lebanon. Sasaran utamanya adalah kelompok milisi Hizbullah yang dipimpin Hassan Nasrallah.

Ancaman Israel untuk menyerang Lebanon akan disetujui oleh pemerintahan Netanyahu jika pasukan paramiliter Hizbullah tidak mundur dari perbatasan. 

Bahkan, sikap Israel malah tidak menghiraukan peringatan yang datang dari sekutu utamanya, Amerika.

Kepala Staf Angkatan Bersenjata AS, Jenderal Charles Q. Brown Jr mengakui bahwa serangan militer Israel ke Lebanon menimbulkan risiko besar memperluas konflik di Timur Tengah.

Menurutnya, Iran tidak akan tinggal diam jika Israel melecehkan Hizbullah yang notabene merupakan kelompok pendukung rezim Ayatollah Khamenei. Brown bertanya apakah hal itu akan menyelamatkan tentara Amerika di Timur Tengah.

Selain itu, Brown menilai Iran lebih cenderung mendukung kelompok paramiliter Syiah Hizbullah dibandingkan Otoritas Palestina yang mendukung Hamas.

“(Iran) akan lebih cenderung mendukung Hizbullah. (Iran mendukung) militan Hamas di Gaza, tetapi akan memberikan lebih banyak dukungan kepada Hizbullah,” kata Brown.

Apalagi jika mereka menganggap Hizbullah memberikan ancaman yang signifikan, ujarnya seperti dilansir VIVA Military dari Star Tribune pada Minggu, 23 Juni 2024.

Brown mengatakan AS tidak mungkin membantu militer Israel mempertahankan diri dari perang yang lebih luas melawan Hizbullah. Apalagi saat menghadapi serangan roket dan rudal, serta pesawat tak berawak (drone).

“Roket jarak pendek yang biasa ditembakkan Hizbullah melintasi perbatasan ke Israel lebih sulit dicegat. “Pesan utamanya adalah memikirkan dampak sekunder dari segala jenis operasi di Lebanon,” tambah Brown.

“Dan bagaimana hal itu bisa terjadi dan tidak hanya berdampak pada wilayah itu saja. “Tetapi bagaimana hal ini akan mempengaruhi kekuatan kami di kawasan ini,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *