Respons Rocky Gerung soal 300 Perwira Tinggi TNI yang Dimutasi

Batavia, Titik Kumpul – Pengamat politik Rocky Gerung menyoroti perpindahan besar-besaran 300 perwira tinggi TNI (Pati) di awal pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Langkah ini dipandang sebagai upaya Prabowo dari bawah ke atas untuk mengembalikan TNI ke peran yang seharusnya.

Pergantian tersebut disebut berdampak pada sejumlah pemimpin yang sebelumnya dikenal dekat dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kini dicopot dari jabatan kebijakannya. Hal itu terungkap pada Selasa 10 Desember 2024 saat Rocky Gerung membahasnya melalui podcast di channel YouTube pribadinya.

“Pak Prabowo semacam repatriasi atau pemulihan fungsi yang harus dilakukan oleh orang-orang yang tepat agar TNI bisa kembali pada misi intinya, yaitu profesionalisme sebagai kekuatan pertahanan negara,” kata Rocky.

Rocky Gerung juga menyinggung pola investasi pejabat di era Jokowi yang menurutnya sangat dipengaruhi oleh faktor politik langsung. Ia mengkritisi kebijakan ini bukan untuk profesionalisme institusional melainkan untuk pembentukan kekuasaan.

“Kita tahu di pemerintahan Pak Jokowi, kunjungan sering kali didasarkan pada kontak dekat. Itu rahasia umum,” kata Roque.

Diberitakan sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Agus Subianto melakukan pemindahan massal 300 pasien TNI pada Rabu, 6 Desember 2014.

Banyak pejabat strategis yang dikenal dekat dengan Jokowi perlahan-lahan digantikan oleh pejabat yang dekat dengan Prabowo Subianto.

Salah satu nama yang dimutasi adalah Letjen. Vidi Prasetijono yang dulunya adalah Panglima Kodikaltad (Pendidikan dan Latihan Komando Militer). Kini, Vidy telah dimutasi menjadi dosen tetap Universitas Pertahanan (Unhan).

Langkah ini memicu spekulasi bahwa Prabowo sedang merestrukturisasi TNI agar lebih independen dari pengaruh politik. Namun hal tersebut masih menjadi perdebatan di kalangan pengamat mengingat perubahan besar-besaran yang terjadi di awal karirnya.

Rocky Gerung menegaskan, pengawasan tingkat ini diperlukan untuk mencegah terciptanya hegemoni politik baru di institusi TNI.

“Pergantian profesi harus benar-benar diutamakan, bukan sekadar mengganti orang-orang dekat direktur sebelumnya,” tegasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *