JAKARTA, Titik Kumpul – Setahun pasca musibah kebakaran Museum Nasional Indonesia, proses revitalisasi yang intensif telah mencapai tahap signifikan. Upaya restorasi tersebut meliputi perbaikan infrastruktur dan konservasi koleksi, serta inovasi baru dalam penyelenggaraan museum. Di bawah pengawasan Badan Warisan Budaya Indonesia (IHA), Museum Nasional Indonesia secara bertahap bertransformasi dengan visi baru menjadi penjaga warisan budaya yang interaktif dan dinamis.
Proses revitalisasi Museum Nasional Indonesia pasca kebakaran melibatkan berbagai pertimbangan komprehensif, mulai dari pendataan dampak kerusakan bangunan hingga koleksinya. Upaya-upaya ini termasuk menyebarkan koleksi yang terkena dampak, melindungi bangunan yang ada, dan membongkar bangunan yang mungkin runtuh. Seluruh proses dilakukan secara paralel dengan pemindaian dan pendokumentasian untuk memastikan perlindungan yang benar. Kelompok Ahli Warisan Budaya dan Kelompok Ahli Restorasi, UNESCO dan para ahli internasional lainnya membantu memperkuat langkah-langkah ini, dan serangkaian Diskusi Kelompok Forum Terfokus (FGD) diadakan dengan para ahli warisan budaya nasional dan internasional. Tim ahli, tim ahli inovasi dan mitra internasional termasuk Jepang, Perancis, Belanda dan Amerika Serikat berkunjung untuk memastikan kelayakan dan rencana revitalisasi yang komprehensif.
Selain pembaharuan fisik, revitalisasi Museum Nasional Indonesia juga mencakup transformasi konseptual melalui konsep reimagining warisan budaya yang terdiri dari tiga pilar besar: reprogramming, rekonstruksi, dan revitalisasi. Museum Nasional Indonesia akan menjadi lebih dari sekedar ruang pameran, namun menjadi pusat interaksi sosial dan edukasi masyarakat.
Ahmed Mahindra, Pl. Kepala Badan Warisan Budaya Indonesia menekankan pentingnya kebangkitan museum secara lebih luas: “Kami tidak hanya merenovasi bangunan fisik untuk menyelamatkan koleksi, tetapi juga memikirkan kembali bagaimana museum dapat memainkan peran yang lebih besar dalam masyarakat.” Ini bukanlah sebuah kebangkitan. “Bukan hanya perbaikan infrastruktur, namun perubahan besar – baik fisik maupun konseptual – yang akan menjadikan museum sebagai ruang interaktif dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat modern.”
Upaya revitalisasi Museum Nasional Indonesia hasil kolaborasi IHA, pemerintah, masyarakat khususnya mitra museum, budayawan, lembaga internasional, sejarawan dan arsitek didasarkan pada transformasi fisik dan konseptual. Menghadirkan museum sebagai ruang publik yang lebih interaktif, dinamis dan relevan dengan peristiwa terkini, dengan tetap menekankan pentingnya peran museum sebagai pusat pendidikan, interaksi sosial, dan penjaga warisan budaya.
Sistem keamanan museum juga telah ditingkatkan secara signifikan, termasuk penerapan teknologi terkini untuk melindungi cookie museum dari ancaman di masa depan. Perbaikan fisik museum meliputi renovasi barang pameran dan perbaikan fasilitas pengunjung, menciptakan lingkungan yang lebih aman dan nyaman.
“Kebakaran tahun lalu memang menjadi tantangan besar bagi kami, namun juga menjadi momen untuk memperkuat komitmen kami dalam melindungi dan membangun kembali warisan budaya Indonesia,” tambah Niluh Putu Chandra Devi, Kepala Museum Nasional Indonesia. “Kebangkitan ini merupakan upaya berkelanjutan untuk memastikan Museum Nasional Indonesia tetap menjadi tempat yang penting dan menginspirasi bagi generasi mendatang.”
Komitmen IHA dalam merevitalisasi Museum Nasional Indonesia juga mencakup inovasi berkelanjutan dalam program pendidikan dan pameran. Museum terus berkembang dengan memperkenalkan program-program baru yang menggunakan teknologi modern dan memenuhi kebutuhan pengunjung. Ruang ImmersifA dan serangkaian program pameran baru yang menggabungkan elemen digital dan fisik menawarkan perspektif baru tentang sejarah dan budaya Indonesia, menciptakan ruang yang mendorong dialog antar budaya dan interaksi sosial.
Dibuka untuk umum pada pertengahan Oktober, Museum Nasional Indonesia bertujuan menawarkan pengalaman baru yang dinamis dan interaktif. Museum Nasional Indonesia menjalankan empat program besar yang dirancang untuk mengajak pengunjung menggali lebih dalam sejarah dan budaya Indonesia. Pertama, Anda bisa menikmati pengenalan wajah baru pada pameran koleksi di Taman Arka Museum Nasional Indonesia, Rotunda, dan Aula Kertarajasa. Selain itu, masyarakat juga dapat menikmati update teknis dan presentasi narasi di ruang ImmersifA. Selanjutnya akan diadakan dua pameran temporer lagi yang bertajuk “Upaya Pembangunan Kembali Pasca Kebakaran”, koleksi lebih dari 300 benda pilihan yang dikembalikan ke Indonesia sebagai bagian dari upaya repatriasi peninggalan budaya dari berbagai negara dan seluruh upaya Museum Nasional Indonesia untuk menyelamatkan alam. negara dari kebakaran tahun lalu. Koleksi pameran.
Melalui keempat program tersebut, Museum Nasional Indonesia berkomitmen tidak hanya memberikan pengalaman edukasi yang lebih mendalam, namun juga menciptakan ruang yang mengedepankan dialog antar budaya dan interaksi sosial. Museum ini akan dibuka untuk umum pada 15 Oktober 2024, dan beragam program baru akan memberikan pengalaman tak terlupakan bagi seluruh pengunjung.