Revolusi Vaksinasi: Etana Bakal Luncurkan Vaksin TBC Inhalasi Pertama di Dunia!

JAKARTA – Kasus TBC di Indonesia sangat serius. Berdasarkan pernyataan yang mengacu pada “Laporan Tuberkulosis Global 2022” Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia disebut-sebut sebagai negara kedua yang paling terkena dampak tuberkulosis setelah India.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan pada tahun 2023, terdapat 969 ribu kasus tuberkulosis di Indonesia atau setara dengan 93 ribu kematian per tahun atau 11 kematian per jam. 

Berdasarkan Global TB Report tahun 2022, diketahui kasus tuberkulosis terbanyak di dunia menyerang kelompok usia produktif, terutama pada usia 45-54 tahun.

Pada tahun 2010, Pemerintah telah menetapkan tujuan pemberantasan tuberkulosis pada tahun 2030. Salah satu cara untuk membantu masalah tuberkulosis di Indonesia adalah dengan vaksin tuberkulosis. Vaksin TBC dapat menjadi solusi pencegahan yang ekonomis dan bermanfaat bagi masyarakat. Termasuk mengurangi dampak finansial dari biaya perawatan kesehatan dan hilangnya produktivitas. 

Menanggapi situasi mendesak ini, perusahaan biofarmasi Indonesia PT Itana Biotechnology Indonesia (Itana) telah mulai mengembangkan vaksin tuberkulosis di Indonesia.

“Kami membeli izin berupa vaksin tuberkulosis. Kami sekarang sedang bersiap untuk menyelesaikan season 1, 2, dan 3 di Indonesia. “Kita maunya tahun ini, Juli kita rencanakan, sekarang kita sedang persiapan, harus ke BPOM,” kata Nathan Thirtana, CEO Etana kepada awak media. Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis 14 Maret 2024.

Nathan juga menjelaskan bahwa dirinya memulai vaksin TBC karena banyaknya kematian akibat TBC di Indonesia. Ia menilai, kini saatnya Indonesia menggenjot produksi vaksin TBC tersebut. Padahal, peluncuran ini bertepatan dengan pihaknya akan membangun pabrik khusus vaksin tuberkulosis pada akhir tahun 2024.

“Kita sudah menunggu, banyak orang yang meninggal karena TBC di Indonesia, lebih baik memulai daripada menunggu. Dan pada saat yang sama, kami akan membangun pabrik khusus vaksin TBC pada akhir tahun ini,” ujarnya.

Menariknya, vaksin tuberkulosis yang dibuat Ethan tidak disuntikkan, melainkan diuapkan ke saluran pernapasan, yakni dihirup. Cara ini merupakan yang pertama di dunia.

“Vaksin TBC ini dihirup, bukan disuntikkan. Jadi salah satu metodenya unik dan pertama di dunia yang menggunakannya,” ujarnya.

Sekadar informasi, vaksin TBC yang tersedia saat ini adalah vaksin Bacillus Calmette-Guérin (BCG), yang memberikan perlindungan parsial pada bayi dan anak kecil terhadap TBC berat, namun tidak cukup untuk melindungi anak-anak dan orang dewasa dari TBC.

Untuk menurunkan angka kematian akibat tuberkulosis sebesar 90% dan 95%, perlu dikembangkan vaksin tuberkulosis yang efektif untuk segala usia.

Vaksin TBC biasanya berpotensi menghentikan penyebaran TBC yang resistan terhadap obat, yaitu jenis TBC yang tidak merespons pengobatan standar yang efektif dalam mengobati infeksi TBC.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *