JAKARTA, Titik Kumpul – Artis Reza Rahardian mengikuti aksi protes revisi UU Pilkada di depan Gedung Kawasan DPR/MPR RI, Batavia pada Kamis, 22 Agustus 2014. Ia menilai, tindakan yang dilakukan saat ini menunjukkan keadaan yang kurang baik.
“Ini memberi sinyal bahwa ini tidak baik, akan diambil keputusan yang salah. Kalau ini yang dipalu, kami setuju dan mempertimbangkan lembaga MK (Mahkamah Konstitusi) yang tidak boleh dihormati,” ujarnya. Kamis, 22 Agustus 2013.
Ia mengatakan, putusan Mahkamah Konstitusi pada pilkada mengembalikan aturan lembaga kepada nilai-nilai konstitusi.
Raza pun mengaku ikut serta dalam aksi hari ini karena merasa melihat situasi saat ini, ia tidak bisa tinggal diam lagi. Terus gulir seluruh artikel di bawah ini.
“Mari kita lihat, ini bukan satu-satunya momen yang kita atur agar nanti semuanya kembali dan kasusnya dimulai lagi. Lanjutkan seolah-olah itu adalah akhir dari masalah ini. Saya menulis pendapat Konstitusi. Mahkamah yang sangat mulia, itulah wajah Mahkamah Konstitusi Dipulihkan, “Citra MK juga demi kebaikan konstitusi kembali Bukan hanya ditunda, tapi pendapat MK kami terima,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, YouTuber Andovi da Lopez ikut unjuk rasa menolak revisi UU Pilkada di depan Gedung DPR/MPR RI. Sebelum dia sampai di sana, dia menerima pesan dari pengirim yang mengatakan dia dari polisi.
“Itu bukan pesan Barescream. Itu dari nomor tidak dikenal, saya tidak tahu pasti, itu penipuan, saya hanya tidak tahu,” ujarnya, Kamis, 22 Agustus 2024.
Selain Andovi da Lopez, masih banyak komedian lain yang dikenal seperti Abdel Acharian atau Sing Abdel, Komika Ari Kriting, Bintang Emon, Yuda Keling, Abel Cobra.
Seperti diberitakan, ketegangan politik di Indonesia selama tiga hari terakhir ini sungguh memprihatinkan, sebuah tragedi konstitusi yang sesungguhnya.
Pengujian undang-undang yang dilakukan DPR terhadap putusan Mahkamah Konstitusi menjadi persoalan konstitusional yang serius. Itu adalah bentuk pelemahan demokrasi dan pelemahan negara. Demokrasi Indonesia diyakini cepat mati karena kepentingan politik dan penguasa.
Sikap ini mengilhami gerakan para profesor, ilmuwan politik, ahli hukum, akademisi lain, aktivis pro-demokrasi dan pihak-pihak lain yang mendukung penuh aktivis ’98 untuk bergerak melakukan perlawanan terhadap pembangunan mahkamah konstitusi untuk menjaga demokrasi dan menyelamatkan negara.
Banyak tokoh nasional dari forum guru besar, akademisi, pro demokrasi, masyarakat sipil, dan aktivis ’98 yang akan tergerak oleh kekuatan dan dampak aksi ini, termasuk para komedian dan artis yang terus melakukan aksi unjuk rasa dari gedung DPR-RI. Gedung MK ini pada sore hari.
Aksi tersebut juga melibatkan berbagai kelompok masyarakat antara lain Partai Buruh, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia, serta aktivis ’98 dan guru besar.
Sedikitnya 5.000 pekerja bersiap bekerja di depan gedung DPR RI. Partai Buruh dan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menjadi iring-iringan utama demonstrasi hari ini.