New York, Titik Kumpul – Industri otomotif global menghadapi tantangan besar mulai dari perubahan preferensi konsumen, transisi ke kendaraan listrik, dan perlambatan ekonomi di beberapa wilayah. Produsen mobil harus beradaptasi dengan tren ini, termasuk memangkas biaya dan menyesuaikan strategi bisnis.
Nissan, salah satu raksasa otomotif Jepang, merupakan salah satu perusahaan yang mengambil langkah besar untuk beradaptasi dengan dinamika ini.
Sebagai bagian dari restrukturisasi global, Nissan mengumumkan akan memangkas 9.000 pekerjaan di seluruh dunia dan mengurangi kapasitas produksi sebesar 20%. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi perusahaan sekaligus menjaga daya saing di pasar yang selalu berubah.
Di Amerika Serikat, sekitar 1.000 pekerja Nissan diperkirakan akan menerima tawaran pensiun dini pada akhir tahun ini. Hal ini mencerminkan tantangan yang dihadapi Nissan untuk mempertahankan profitabilitas di tengah melambatnya penjualan.
Restrukturisasi tersebut juga melibatkan langkah strategis lainnya, seperti penjualan 149 juta saham Mitsubishi, mengurangi kepemilikan Nissan dalam aliansi dengan Renault dan Mitsubishi. Langkah tersebut memicu spekulasi bahwa Nissan sedang mengkaji ulang kemitraan strategis ini.
Meskipun demikian, perusahaan tetap berkomitmen pada rencana jangka panjangnya “The Arc”, yang mencakup peluncuran 30 model baru atau yang diperbarui pada tahun 2026, 16 di antaranya adalah model listrik.
Dikutip Titik Kumpul Otomotif dari Carscoops, Senin 25 November 2024, keputusan ribuan pekerja untuk pensiun dini didasari oleh kebutuhan perusahaan untuk menekan biaya operasional.
Tawaran pensiun dini, yang diperkirakan akan diterima oleh sekitar 6% dari seluruh tenaga kerja Nissan di Amerika Serikat, merupakan langkah untuk menyeimbangkan struktur biaya perusahaan sekaligus mempertahankan daya saing di tengah elektrifikasi dan perubahan tren di pasar otomotif.
Dengan “The Arc”, Nissan juga bertujuan untuk mencapai efektivitas biaya pada mobil listrik generasi berikutnya dan mengembangkan kendaraan listrik.
Targetnya adalah 40 persen kendaraan Nissan di seluruh dunia menjadi kendaraan listrik pada tahun 2026, dan pangsa ini akan meningkat menjadi 60 persen pada tahun 2030. Perubahan ini diharapkan dapat memperkuat posisi Nissan dalam menghadapi era baru di industri otomotif.