JAKARTA – Ketimpangan dalam pendidikan, lapangan kerja, dan partisipasi politik masih menjadi permasalahan utama di Indonesia, terutama bagi kelompok minoritas dan rentan. Menyadari potensi keberagaman sebagai sebuah kekuatan, upaya untuk meningkatkan inklusi sosial semakin meningkat.
Keberagaman, kesetaraan, dan inklusi merupakan pilar utama dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). SDGs berkomitmen untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan berkelanjutan. Gulir ke bawah untuk detail selengkapnya!
Berfokus pada keragaman budaya, etnis dan sosial, SDGs mendorong kerja sama multi-sektoral dan pemberdayaan individu untuk mencapai tujuan bersama dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi semua.
Hal ini merupakan kajian yang dilakukan oleh Masyarakat Manajemen Sumber Daya Indonesia (PMSM) dan BINUS University dengan judul Implementing Corporate Diversity, Equity and Inclusion (DEI) Practices in Indonesia.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih menantangnya permasalahan keberagaman, kesetaraan dan inklusi di berbagai perusahaan Indonesia.
“Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesadaran dan pemahaman para pemimpin bisnis tentang pentingnya praktik DEI dalam organisasinya,” ujar guru besar sistem informasi BINUS University ini. Dr. Meliana, saat diskusi HR MEET dan TALK baru-baru ini di BINUS @Senayan fX Campus, Jakarta.
“Selain itu, memahami implementasi strategi, kebijakan, prosedur, dan praktik SDM perusahaan terkait DEI. Terakhir, memahami berbagai hambatan penerapan praktik DEI di lapangan dan memahami praktik SDM terbaik untuk mengatasinya. Dia menambahkan.
Menurut Staf Khusus Presiden RI Angki Yudistia, pemerintah Indonesia berupaya menjamin persamaan hak bagi penyandang disabilitas dengan menerbitkan peraturan perundang-undangan.
“UU No 8 Tahun 2016 itu kekuatan kesetaraan. Penyandang disabilitas susah bersekolah. Sekarang sudah ada sekolah komprehensif dan banyak SLB. Dulu buat saya susah sekali. SLB, Negeri sekolah, “juga untuk penyandang cacat. Tidak ada korban jiwa. Makanya inklusi itu penting,” kata Anki, seorang penyandang tunarungu.