Titik Kumpul LIFESTYLE – Bermain game online untuk mengisi libur lebaran mungkin sudah menjadi hal biasa bagi para orang tua. Ya, Saat liburan sekolah, orang tua membiarkan anaknya bermain game untuk menghibur diri dan melawan rasa bosan.
PUBG Beberapa game online populer yang dimainkan anak-anak adalah game perang atau battle royale seperti Apex Legend dan Rings of Elysium. Konon game ini bisa menghasilkan efek seru saat dimainkan. turun Ya?
Namun, Memainkan jenis-jenis game online di atas dapat menimbulkan tindakan kekerasan yang dilakukan oleh anak-anak, oleh karena itu sebaiknya berhati-hati. Misalnya, Dalam berbagai bentuk kekerasan, seperti pelecehan; Banyak pelaku yang mengaku terinspirasi melakukan kekerasan melalui game online yang mereka mainkan.
Lantas bagaimana Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) melihat fenomena tersebut? Wakil Presiden KPAI Jasra Putra angkat bicara. Titik Kumpul.co.id Jumat 5 April 2024, Saat dihubungi pada 5 April, Dijelaskan, libur panjang selama 2 minggu membuat anak-anak berada dalam kondisi minim pengawasan.
Normalnya, anak-anak berada di rumah selama 7 jam. 7 jam di sekolah dan 7 jam aktivitas di luar rumah. Namun saat libur panjang, anak-anak akan mencari aktivitas selama 24 jam sehari.
“Saat anak-anak di rumah, terjadi kekacauan. Mereka akan meninggalkan rumah bersama teman-temannya. “Namun, dukungan yang berarti; Tanpa pengawasan dan pengarahan kegiatan. Liburan panjang mereka bisa berdampak negatif atau menimbulkan perilaku buruk,” ujarnya.
Nah, pilihan lain untuk mengisi kebosanan atau kebingungan anak adalah dengan bermain game di gadgetnya. Pada saat yang sama, Kita tahu bahwa gadget merupakan pelampiasan emosi anak yang tidak tersalurkan atau terpuaskan dengan baik.
“Permainan kasar akan menjadi menu sehari-hari selama libur dua minggu. Ini akan menimbulkan kecanduan game, agresi dan sensitivitas yang tinggi,” ujarnya.
Karena itu, Pada masa libur ini, KPAI menyarankan agar orang tua tetap menjaga jarak dengan petugas RT RW di rumah. pulang Ziarah Buatlah rencana liburan bersama anak, misalnya Persahabatan. Hal ini dapat mengurangi kecanduan game.
“Dengan berinteraksi diharapkan anak dapat mengembangkan kepedulian, partisipasi sosial dan bermakna. Jangan biarkan anak bermain game seharian,” ujarnya.