Rizki Juniansyah Cium dan Cuci Kaki Ibunya Sebelum Raih Medali Emas Olimpiade Paris 2024

Paris, Titik Kumpul – Angkat besi Indonesia Rizki Juniansyah berhasil meraih medali emas kategori 73kg putra Olimpiade Paris 2024 yang digelar di Arena 6 Selatan Paris pada Jumat pagi WIB 8 d Agustus 2024.

Rizki mencatatkan total angkatan 354 kg pada deadlift, 155 kg pada deadlift, dan 199 kg pada clean and jerk. Sehingga di final, Rizki tampil sangat baik dan menjadi yang pertama.

Pesaing terkuatnya, Weeraphon Wichuma dari Thailand, pantas mendapatkan medali perak setelah mencatatkan total beban 346kg. Sementara Bozhidar Dimitrov Andreev dari Bulgaria finis ketiga dengan angkatan 344kg.

Rizki Juniansyah menjadi lifter pertama asal Indonesia yang meraih medali emas Olimpiade di cabang angkat besi. Prestasinya di Olimpiade 2024 menjadikannya atlet Indonesia termuda yang meraih medali emas Olimpiade, dalam usia 21 tahun 52 hari.

Kesuksesannya di ajang internasional bergengsi tersebut tak lepas dari doa dan dukungan sang ibu. Rizki mengaku punya kebiasaan khusus, mencium dan mencuci kaki ibunya sebelum latihan atau bertanding.

“Ada satu hal yang istimewa dan menjadi berkah buat saya. Ritual saya adalah kebiasaan sebelum memulai latihan dan bertanding, saya selalu mencium dan membasuh kaki ibu saya,” kata Rizki, diambil dari cuplikan video di akun Instagram @rjuniansyah_ di Rabu (17). /7/2024).

Amalan khusus tersebut dinilai memiliki makna spiritual dan emosional yang mendalam, sebagai berkah dari seseorang yang sangat berarti bagi Rizki, yaitu ibunya.

“Itu menjadi berkah bagi saya dalam pertandingan tersebut. Tentu saja ibu saya baik untuk saya,” imbuhnya.

Diakui Rizki, sejak kecil sang ibu selalu berada di sisinya. Maka kebiasaan ibu mencium dan membasuh kaki menunjukkan rasa syukur dan penghargaan atas dukungan dan doa yang diterimanya sepanjang perjalanan memikul beban.

“Sejak kecil beliau membantu saya dan mendoakan saya saat saya bertanding dan berlatih,” kata Rizki.

Ternyata, ibunya, Yeni Rohaeni, juga seorang pekerja logam asal Provinsi Banten. Ayahnya, Mohamad Yasin, adalah atlet angkat besi nasional yang berprestasi di SEA Games antara tahun 1983 hingga 1993.

Selain itu, kedua kakak laki-laki dan ipar perempuannya juga terlibat dalam olahraga sebagai atlet. Oleh karena itu, Rizki tumbuh dalam keluarga yang aktif di bidang olahraga.

Selain berbakti kepada ibunya dan tumbuh di lingkungan olah raga, bakatnya juga berkat usahanya dalam mengajar. Rizki mengungkapkan, latihannya dimulai pukul 09.00 hingga 23.00, kemudian dilanjutkan pukul 04.00 hingga 07.00 setiap harinya.

“Saya biasanya latihan pagi jam 9 sampai jam 11 siang dan sore hari jam 4 sampai jam 7 malam,” kata Rizki.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *