Titik Kumpul – Usai Nikita Mirzani bercerita tentang berakhirnya hubungan asmara dengan Rizki Irmansia, asisten Prabovo. Kini giliran Rizky Irmansyah yang angkat bicara.
Melalui akun Instagram @1nsert_kiss, Rizki Irmansia terlihat bersama seorang pria membawa kue. Dalam video tersebut, Rizki mengaku bersiap mengungkap fakta sebenarnya seputar permasalahannya dengan Nikita Mirzani.
“Gambar di medsos, boroknya aku buka semua bagian 20 ya,” ucapnya dalam video tersebut.
Kabar berakhirnya hubungan mereka tentu menghebohkan warganet. Pasalnya, sebelumnya Nikita Mirzani kerap memperlihatkan kedekatan keduanya, bahkan kedekatannya dengan keluarga Rizki di media sosialnya.
Namun, pada Minggu, 14 April, Nikita Mirzani tiba-tiba membagikan kabar mengejutkan dirinya mengalami kekerasan fisik dari asisten Prabovo melalui Instagram miliknya @nikitamirzani_172. Ia menjelaskan, dirinya sedang mencari kebenaran atas kalimat yang baru saja diterimanya dari kekasihnya.
“RI, seseorang yang pernah saya cintai, menjadi sumber kekerasan mental dan fisik dalam hidup saya. Bekas luka yang dia tinggalkan sangat dalam, tapi aku menolak membiarkannya mendefinisikan diriku. Saatnya memecah keheningan dan menghadapi kenyataan yang saya alami,” tulisnya.
Ia menjelaskan, sempat terdiam beberapa saat yang akhirnya menanggung beban berat atas tindakan tidak jujur sang kekasih. Namun kini, dia mencoba mengumpulkan keberanian untuk mengatakan kebenaran kepada semua orang.
“Sudah terlalu lama saya menanggung beban tindakannya dalam diam, takut akan penilaian atau ketidakpercayaan. Namun kini tidak lagi, keheninganku berakhir di sini, digantikan oleh tekad untuk mengatakan yang sebenarnya.”
Ia pun mengaku memiliki cukup bukti bagi siapa pun untuk mengetahui jika ada pihak yang tidak mempercayai kebenaran yang diungkapkannya. Namun sekarang, dia fokus untuk menyembuhkan dirinya sendiri dan mengembalikan hidupnya ke jalur yang benar.
“Bagi mereka yang meragukan atau mempertanyakan cerita saya, ketahuilah bahwa saya punya bukti, bukti yang berbicara lebih keras daripada kata-kata apa pun yang bisa saya ucapkan. Namun saya memilih untuk tidak terlibat dalam pertarungan kata-kata. Sebaliknya, saya fokus pada penyembuhan dan membangun kembali hidup saya.
