Ruhut Kerap Serang Anies, Puan Akan Merahkan Jabar, Densus Usut ACT

VIVA – Sejumlah netizen menilai kritikan Ruhut sebagai serangan terhadap Anies.

Pria yang kini menjadi politikus PDIP ini buka-bukaan kenapa sering mengkritik atau menyerang Anies, khususnya di TV. Salah satu alasannya, Anies meraih penghargaan Pilkada DKI Jakarta 2017 karena menurutnya menggunakan konsep ras, agama, suku, dan golongan (SARA) serta ujaran kebencian.

Ruhut membantah anggapan masyarakat yang sering bertengkar dengan Anies karena pendukungnya lawan Anies Baswedan yakni Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok kalah dalam pemilu. Mereka menghormati hasil kompetisi apa pun asalkan demokratis.

Pernyataan Ruhut soal kenapa suka mengkritik Anies menjadi salah satu postingan terpopuler di VIVA.co.id sepanjang hari kemarin. Selain kontroversial, masyarakat mulai mengasosiasikannya dengan dunia politik jelang pemilu 2024 seiring nama Anies yang diunggulkan banyak akademisi sebagai calon presiden.

Namun selain cerita Ruhut, ada cerita menarik lainnya, antara lain ujaran rasis seorang warga desa yang tersebar di media sosial, anak seorang kiai di Jombang yang lolos dari tindak pidana pencabulan, kata Puan Maharani. Gagasan PDIP ‘memerahkan’ Jawa Barat, merupakan penelusuran Densus 88 terhadap dana yang dikelola yayasan ACT.

Baca selengkapnya pada artikel ulasan berikut ini:

1. Ruhut Sitompul buka-bukaan soal Anies

Politisi PDI Perjuangan (PDIP) Ruhut Sitompul kerap menyerang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di TV. Melalui akun Twitternya, Ruhut biasa mengunggah serangan terhadap Anies mulai dari ‘Banyak Dosa Gabener’, meme yang ditempel di gambar dan setiap wajah. Baca di sini.

2. Kata-kata yang mengandung rasa kewarganegaraan

Para gitaris larut malam itu ditegur oleh tuan tanah, namun mereka marah dan memunculkan julukan viral pertama di media sosial. Zoom menunjukkan penghuni rumah keluar pagar pada malam hari. Baca di sini.

3. Mwana kiai mbadu ambote muna mwanda

Polisi gagal menangkap MSA, putra seorang kiai di Kabupaten Jombang yang ditetapkan sebagai tersangka kasus penghinaan terhadap siswi. Sejak berstatus pengungsi (DPO) sejak Januari 2022, polisi telah melakukan berbagai upaya untuk menangkap paksa tersangka namun tidak membuahkan hasil. Baca di sini.

4. PDIP bertekad memenangkan pemilu parlemen di Jawa Barat

Puan Maharani mengatakan, PDIP bisa kembali menang di Pemilu 2024 jika semua kartunya kuat dan berfungsi. Kuatnya kartu partai akan menentukan nasib PDIP ke depan, khususnya di daerah Jabar, karena saat ini daerah tersebut belum sepenuhnya direstrukturisasi. Baca di sini.

5. ACT keberatan dengan pendanaan teroris

Tim Densus 88 Nasional Anti Teror Polri masih mendalami laporan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) terkait aktivitas yang diduga terkait dengan aktivitas teroris dan organisasi kemanusiaan ACT (Aksi Cepat Tunjungan). Baca di sini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *