Sadis, Terungkap Bagaimana Detik-detik Ular Membunuh Mangsanya

Jakarta – Video terbaru yang memperlihatkan detik-detik ular menyerang mangsanya menunjukkan bahwa reptil ini agresif dan menyerang menggunakan benda di sela-sela giginya.

Dalam laporan Live Science, Jumat 19 Januari 2024, ular menyerang secepat kilat dari atas, menusuk mangsanya dengan gigi seperti jarum di depan rahang bawah sebelum melingkari kepala untuk mengeluarkan racun dengan tangannya, atau hewan itu mati. Ular termasuk banyak ular, seperti ular boa, dan ular piton.

Kobra, ular nanas (Pituophis melanoleucus), dan boa lainnya adalah paru-paru, menurut Bill Ryerson, profesor anatomi di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Cornell.

Paru-paru “berdetak lebih lambat dan tidak banyak membuka mulut,” Ryerson, yang mempresentasikan studi baru tersebut pada pertemuan tahunan Society for Comparative and Comparative Biology awal bulan ini, mengatakan kepada Live Science melalui email. 

Ahli botani telah lama berfokus pada ular berbisa, yang telah memodifikasi gigi berbisa, namun mengabaikan gigi lainnya. “Kami mengira mereka semua sama dan tidak akan memberi tahu kami banyak tentang evolusi ular,” kata Ryerson.

Namun penelitian Ryerson menunjukkan sebaliknya. Dia mengatakan bahwa meskipun beberapa gigi ular mungkin tidak semenarik giginya, gigi tersebut tetap berguna karena cara ular berevolusi untuk menyerang dan membunuh.

Science melaporkan bahwa Ryerson menggunakan sinar-X untuk memeriksa rahang dan gigi sekitar 70 ular dari 13 spesies. Dengan menggunakan video berkecepatan tinggi, dia juga merekam ular tersebut menyerang tikus mati yang dia lempar ke depannya untuk menganalisis perilaku ular tersebut.

Ryerson mengatakan penelitian ini dibagi menjadi dua tahap. Kutu menunjukkan variasi besar dalam ukuran dan bentuk giginya, yang pendek, lebar, dan melengkung ke arah tenggorokan. Sebaliknya, tongkat memiliki gigi lebar dan melengkung di rahang atas dan bawah.

Fakta bahwa ular memiliki gigi yang berbeda tidaklah mengejutkan, karena “tidak mungkin semua gigi memiliki gigi yang sama pada semua spesies,” kata Ryerson. “Namun, saya terkejut melihat betapa miripnya struktur gigi dengan perilaku penyerangan.”

Ia mengatakan banyak sekali faktor yang mempengaruhi tingkah laku dan perilaku ular, sehingga Ryerson yakin gambarannya sudah jelas. “Saya sangat bersemangat untuk mencoba menghasilkan lebih banyak sampel untuk melihat bagaimana model ini berjalan,” tambahnya.

Ryerson mengatakan, jenis ular khusus, seperti ular pohon atau ular lubang, mungkin tidak termasuk dalam kategori tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *