Banyuwangi – Bintang Balqis Maulana (14), santri salah satu pesantren di Kediri asal Desa Karanghajo, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi, yang meninggal mengenaskan, mencari pertolongan agar ibunya segera menjemputnya.
Almarhum Bintang mengirimkan pesan terakhirnya kepada ibunya Suyanti (38) melalui WhatsApp (WA) sekitar lima hari sebelum kematiannya. Bintang sangat takut pada ibunya.
Bintang seperti dikutip Titik Kumpul pada Selasa 27 Februari 2024 menulis: “Kemari ambil Bintang. Buruan bu, kemari. Aku takut maaa, tolong aku. Buruan bawa aku ke sini.”
Suyanti mengabarkan, beberapa hari sebelum meninggal, putranya beberapa kali menghubunginya dan memintanya segera membawanya pulang. Namun Bintang menjelaskan alasannya ingin membawanya pulang.
Menurut Suyanti, anaknya mengirimkan pesan melalui WA pada Senin 19 Februari 2024, bahkan Bintang membuat sambungan video.
Pesan yang dilayangkan Bintang tak banyak, ia hanya meminta orang tuanya segera mengeluarkannya dari kabin agar bisa kembali ke Banyuwangi.
“Semua yang diminta harus diambil,” kata Suyanti kepada wartawan, Selasa pagi.
Menanggapi pesan WA tersebut, anaknya Suyanti hanya meminta Bintang bersabar hingga Ramadhan. Namun anak tersebut tidak terima dan meminta segera ditangkap.
Sabar menunggu Ramadhan, tidak, katanya (Bintang). Pesan WA yang saya terima singkat saja, kata Suyanti.
Untuk menguatkan hati sang anak, Suyanti meminta Bintan membacakan Alquran. Ia pun meminta Bintang memberi tahu pengurus pesantren jika terjadi kejadian.
Suyanti tak menyangka anak kecilnya akan pergi secepat itu. Saat putranya pulang dalam kondisi yang memprihatinkan, ia tak kuasa menahan air matanya.
Senior Bintang Mia Noor Hasana (22) mengatakan: “Dia mengalami luka sayat dan luka bakar akibat rokok di sekujur tubuhnya, serta luka seperti cincin di lehernya. Hidungnya juga tampak patah. Kakak.”