JAKARTA – Film seri “War for the Planet of the Apes” akan kembali ke layar lebar dengan jalan cerita yang lebih seru dan kompleks.
“Rise of the Planet of the Apes 2” merupakan lanjutan dari film sebelumnya yang menceritakan kisah “300 tahun setelah film pertama” Rise of the Planet of the Apes, di dunia setelah pemerintahan Caesar, dimana kera adalah yang dominan. jenis.” Harmoni, manusia dipaksa untuk hidup rukun.
Namun tak banyak yang mengetahui bahwa dibalik kecemerlangan film KOTPOTA ada seorang animator Indonesia yang menuangkan bakat dan keahliannya ke dalam film tersebut.
Karakter ini adalah animator wanita Sashya Subono Halse, yang saat ini bekerja di WetaFX dan saat ini tinggal di Selandia Baru untuk belajar gelar master.
Ini bukanlah proyek besar pertama Sasha. Sashya lebih tepatnya bertanggung jawab sebagai Face Motion Animator, yaitu proses khusus menganimasikan wajah, ekspresi atau ekspresi.
Sebelumnya, ia berpartisipasi dalam produksi film “Godzilla x Kong: A New Empire” (2024) dan “Guardians of the Galaxy.” 3 (2023) dan Avatar: Jalur Air (2022).
Namun film KOTPOTA tentunya berbeda dengan film-film yang pernah ia buat sebelumnya karena pada proyek kali ini ia menganimasikan karakter hewan monyet.
Hal yang menarik dari proyek ini adalah kami harus menerjemahkan gerakan manusia menjadi monyet. Ini sangat-sangat berbeda dengan proyek-proyek sebelumnya, kata Sashya dalam wawancara dengan Titik Kumpul, dilansir Rabu, 8 Mei 2024.
“Di proyek Avatar yang lalu, karakter Navi berbentuk manusia. Jadi di proyek ini, kami harus membuat monyet itu berbicara, dan kami harus membuat penonton percaya bahwa monyet itu benar-benar bisa berbicara di depan kami,” jelas Sashya.
Sebab, menurut saya, jika animasinya salah atau tidak bisa dipercaya, maka hubungan antara karakter monyet di film dan penontonnya akan hilang. Orang-orang akan mempertanyakan hal itu, lanjutnya.
Sashya mengatakan, selama mengerjakan proyek ini, ia tidak melakukan referensi khusus atau penelitian besar, melainkan hanya aktivitas rutin sehari-hari. “Sebelum mengerjakan proyek ini, saya suka pergi ke kebun binatang di akhir pekan,” kata Sasha.
“Jadi (saat saya sedang mengerjakan sebuah proyek), selain mengajak keluarga jalan-jalan, saya suka duduk-duduk di kebun binatang dan melihat monyet-monyet beraktivitas di sana. Saya membuat video dan melihat simpanse makan, dan itulah yang saya lakukan. biasanya begitu.” Lakukan di waktu luangmu,” lanjutnya.
“Sepertinya ini satu-satunya persiapan khusus karena sebagai animator wajah teknik yang digunakan kurang lebih sama, hanya penyampaian gerakannya saja yang berbeda. Ada yang lebih kartun dan ada pula yang sangat realistis,” ujar perempuan yang juga berfungsi sebagai instruktur animasi.
“Saya beralih dari Avatar ke KOTPOTA, dan itu sangat-sangat berbeda. Untuk karakter monyet, saya harus melihat aktornya, dan saya harus memastikan bahwa gerakan yang dilakukan monyet itu, terlihat seperti monyet itu sedang berbicara. , dan itu tidak seperti pengacara. Manusia karena tindakan mereka berbeda dari manusia.
Disutradarai oleh Wes Ball, menghadirkan nuansa baru pada serial ini, War for the Planet of the Apes berlatar beberapa generasi setelah pemerintahan Caesar, dimana kera adalah spesies dominan, Hidup dalam harmoni, manusia dipaksa untuk bertahan hidup. Dalam bayangan.
Saat pemimpin kera baru yang brutal membangun kerajaannya, seekor kera muda memulai perjalanan mengerikan yang membawanya mempertanyakan pengetahuannya tentang masa lalu dan membuat pilihan yang akan menentukan masa depan kera dan umat manusia.
Perang untuk Planet Kera dibintangi oleh Owen Teague, Freya Allen, Kevin Duran, Peter Macon dan William H. Macy.
Skenario ini ditulis oleh Josh Friedman, Rick Jaffa, Amanda Silver dan Patrick Aison, berdasarkan skenario oleh Rick Jaffa Karakter yang dibuat oleh Rick Jaffa dan Amanda Silver, serta Wes Ball, Joe Hartwick, Jr., Rick Jaffa Dibuat oleh Rick Jaffa, Amanda Silver dan Jason Reed.
Peter Chernin berperan sebagai produser dan Jenno Topping berperan sebagai produser eksekutif.
War for the Planet of the Apes akan tayang di bioskop Indonesia pada 8 Mei 2024.