Sebelum China, Anies Baswedan Ternyata Sudah Punya Gagasan Menyatukan Palestina Lawan Israel

VIVA – Berita menggembirakan dari Beijing, Tiongkok. Sebanyak 14 faksi di Palestina, termasuk Hamas dan Fatah, sepakat menandatangani Deklarasi Beijing yang bertujuan mengakhiri separatisme dan mendorong persatuan nasional.

Pada konferensi pers di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Mao Ning mengatakan ini adalah pertama kalinya seluruh 14 faksi Palestina membahas rekonsiliasi.

Baca: Tiongkok menjadi penengah, Hamas dan Fatah sepakati perdamaian demi persatuan nasional

Pernyataan Beijing itu dikeluarkan setelah pembicaraan antara perwakilan 14 faksi Palestina, termasuk Fatah dan Hamas, digelar di Beijing pada 21-23. Juli 2024.

Penandatanganan rekonsiliasi berlangsung di Daoyudai Royal Guest House, dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Tiongkok dan perwakilan Mesir, Aljazair, Arab Saudi, Qatar, Yordania, Suriah, Lebanon, Rusia, dan Turki.

Hasil terpenting dari negosiasi ini adalah tercapainya rekonsiliasi dan persatuan di antara 14 faksi dan menegaskan bahwa Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) adalah satu-satunya perwakilan sah rakyat Palestina.

Elemen penting lainnya adalah kesepakatan untuk membentuk Pemerintahan Sementara Rekonsiliasi Nasional, yang akan fokus pada pembangunan kembali Gaza setelah konflik, dan seruan untuk pembentukan negara Palestina merdeka sesuai dengan resolusi PBB.

Deklarasi ini menegaskan kembali komitmen pembentukan negara Palestina merdeka dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya berdasarkan resolusi PBB dan menjamin keutuhan wilayah Palestina, termasuk Tepi Barat, Yerusalem, dan Gaza, kata Mao.

Rekonsiliasi atau persatuan faksi-faksi di Palestina merupakan langkah penting dalam perjuangan selama puluhan tahun melawan kolonialisme Israel, dan Tiongkok memainkan peran kunci dalam gagasan Anis Baswedan ketika ia menjadi calon presiden.

Gagasan Tiongkok untuk menyatukan faksi-faksi di Palestina menjadi salah satu gagasan Anis Baswedan saat berkampanye pada Pilpres Indonesia 2024 pada November 2023.

Baca: Ide Anies Satukan Palestina yang Terpecah Lawan Israel

Saat itu, Anies Baswedan menegaskan, Indonesia tidak boleh terlalu berharap banyak dalam penyelesaian konflik Palestina-Israel. Ia mengatakan persatuan Palestina adalah cara yang tepat untuk melawan kolonialisme Israel dan rakyat Palestina dapat melihat contohnya langsung di Indonesia.

Anies mengatakan pemerintah Indonesia tidak perlu melampaui kapasitasnya. Karena itu di luar kompetensi otoritas Indonesia.

Ia juga menyinggung bagaimana Indonesia bisa meraih kemerdekaan hingga deklarasinya pada 17 Agustus 1945 yang dilakukan melalui perundingan atau diplomasi, bukan perang.

“Kunci perundingan adalah persatuan. Oleh karena itu, peran Indonesia dalam mempersatukan Palestina harus proaktif,” jelas Anees.

“Susah ngajak mereka ke sini? Melihat kehidupan kita di sini, ratusan atau ribuan orang bisa tinggal di sini, bagaimana kita bisa berkumpul, diam-diam, diam-diam, dan membawa pulang pengalaman itu,” imbuhnya.

Baca artikel Viva Trending menarik lainnya di tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *