Jakarta, Titik Kumpul – Jumlah anggota X DPR RI, Anita Jacoba Gah sudah muncul. Itu setelah dia secara terbuka mengkritik tindakan kewarganegaraan yang dilakukan PSSI.
Anita berharap Kevin Diks menjadi pemain terakhir yang membela tim Indonesia. Ia berharap PSSI dan Kemenpora lebih memperhatikan pemain lokal.
“Kemenpora dan PSSI, kami berharap sebagai wakil seluruh rakyat Indonesia, kami berharap ini (ulang tahun Kevin Diks) bisa berakhir,” kata Anita yang dilihat di YouTube TVR DPR pada Selasa, 5 November 2024. satu.
Perwakilan Partai Demokrat ini menyayangkan mengapa pemerintah masih mengundang atlet asing, padahal atlet di Indonesia banyak.
“Kami bukan orang miskin, siapa bilang kami miskin, pemain kami banyak. Kenapa harus impor?
Rupanya, ini bukan kali pertama Anita mencuri perhatian. Pertama, dia mengkritik Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim.
Anita Jacoba Gah mengungkapkan kesedihannya saat bertemu dengan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Nadiem Makarim, serta pimpinan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Anita mengungkapkan kekesalannya karena rekomendasi DPR seringkali tidak diterima dengan baik.
Sebelumnya diketahui terdapat defisit keuangan sebesar Rp 15 triliun di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi di Indonesia. Ini merupakan masalah serius, karena kurangnya sumber daya berdampak besar pada proyek pendidikan dan kebudayaan.
Pemerintah, termasuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi RI, masih mencari solusi untuk mengatasi masalah ini.
Anggaran yang diberikan pada tahun 2024 sebagian besar digunakan dengan baik atau tidak. Kata Anita pada Rabu, 5 Juni 2024 seperti yang ditayangkan di channel YouTube TVR Parlemen, ‘Jangan’. Jangan bersedih kalau makannya sedikit, tapi kalau banyak, kita tidak memanfaatkannya dengan baik.”
Anita juga angkat bicara mengenai berbagai persoalan literasi keuangan dan belanja APBN di bidang pendidikan di Indonesia. Anita kemudian menjelaskan beberapa contoh situasi yang muncul dari permasalahan tersebut.
“Sampai hari ini Pak Menteri, saya tegaskan kembali, masih banyak kendala terkait pengakuan anggaran dan rekonsiliasi APBN APBN. Selama ini masyarakat yang lolos P3 tidak mendapat SK (sertifikat). Banyak guru di daerah terpencil masih belum mendapat dana khusus. Banyak sekolah yang terbengkalai padahal ada dana untuk tahun 2021,” kata Anita Nadiem Makarim.