Sejarah Al Ula, Tempat ‘Terkutuk’ yang Dihindari Nabi Muhammad SAW

Jakarta – Al Ula adalah nama sebuah kota sekitar 300 km sebelah utara Madinah di Arab Saudi. Dahulu kala, kaum Salih alaihissalam yang disebut kaum Samud tinggal di kota ini.

Menurut literatur, Al Ula karena masa lalunya yang buruk adalah Nabi Muhammad SAW. itu adalah kota yang paling dijauhi.

Di Al-Ula terdapat situs arkeologi bernama Madain Saleh yang dibangun ribuan tahun lalu. Kini tempat ini telah diakui oleh UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia pada tahun 2008.

Berdasarkan data yang dihimpun pada Rabu, 20 Desember 2023, Al Ula terletak di jalur perdagangan yang menghubungkan Arab, Mesir, dan India.

Dahulu kala, kaum Salih alaihissalam yang disebut kaum Semud tinggal di kota ini. Mereka konon berasal dari kerajaan Dedan.

Al Ula kemudian tinggal di Kerajaan Lihjan yang diperintah oleh Dinasti Nabatean hingga tahun 106 Masehi. Setelah Romawi merebut ibu kotanya, Dinasti Nabatean pindah ke al-Hijr.

Sekarang tempat ini dikenal dengan nama Madain Salih. Di sana mereka mengukir kawasan pegunungan berbatu yang mereka gunakan sebagai tempat tinggal. UNESCO telah menemukan setidaknya 114 masakan Nabatean di Madain Saleh.

Namun, dalam suatu riwayat Nabi Muhammad s.a.w. dia dikatakan sangat dikecualikan dari Al Ula selama hidupnya. Bahkan ia kerap mempercepat langkahnya saat melintas.

Selain itu, Rasulullah SAW tidak menoleh ke kanan atau ke kiri saat berjalan melewati kota. Konon kota Al-Ula mendapat azab dari Allah Subhanahu wa Taala.

Bahkan, masyarakat Arab menyebut Al Ulu sebagai tempat tinggal setan terkutuk. Mereka pikir tempat ini harus dihindari.

Masyarakat Nabatean tidak mau menyembah Tuhan, mereka lebih memilih menyembah dewa dan dewi. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya pemukiman Jabal Ithlib di Madain Salih yang dianggap sebagai tempat suci mereka.

Karena memiliki sejarah yang panjang, pemerintah Arab Saudi menginvestasikan ratusan miliar dalam pembangunan Al Ula. Pengembangan kawasan ini direncanakan guna semakin meningkatkan minat wisatawan mancanegara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *