Nanchang, Titik Kumpul – Anggota tim bulu tangkis junior Indonesia mengutarakan pandangannya usai menjuarai Kejuaraan Beregu Bulu Tangkis Junior Dunia Piala Suhandinata 2024 di Nanchang, China, Sabtu, 5 Oktober 2024.
Tim Merah Putih berhasil meraih piala setelah mengalahkan tuan rumah di laga terakhir dengan hasil buruk 110:103.
Pada laga final kali ini, pasangan putri Isyana Syahira Meida/Rinjani Kwinara Nastine dipastikan menjadi bintang utama. Isyana/Rincani yang dua kali lebih kecil mencetak total 26 poin.
Pada laga pertama melawan Chen Fan Shu Tian/Liu Jia Yue, Isyana/Rinjani menang 22-15. Saat pertandingan dimulai, Indonesia tertinggal 7-11 setelah Mutiara Ayu Puspitasari yang menjadi starter menyerah kepada Xu Wen Jing.
“Kami senang dan bersyukur bisa kembali menghadirkan Piala Suhandinat di Indonesia. Gelar ini kami persembahkan untuk seluruh masyarakat Indonesia yang selalu mendukung kami, keluarga, pelatih, dan PBSI,” kata Rinjani mengutip keterangan resmi PP PBSI. .
“Kami sudah siap dari awal, bertemu mereka, jadi kali ini kami yakin bisa menang, apalagi pertandingannya singkat. Isyana mengatakan, “Di game kedua, kami akan berhati-hati dan tetap menjaga akal. “
Pada game ketiga dan keempat, Tiongkok memulai tetapi gagal. Indonesia masih unggul 44-40.
Indonesia kembali memperbesar keunggulannya di game kelima. Anselmus Breagit Fredy Prasteya/Pulung Ramadhan mengakhiri babak pertama dengan kemenangan 55-48 atas Hu Ke Yuan/Lin Xiang Yi.
Mutiara menebus kesalahannya saat masuk di game kedua. Melawan Xu Wen Jing lagi, Juara Junior Asia 2023 itu sukses menambah selisih poin menjadi 66-55.
“Tim ini luar biasa. Setelah tiga edisi, akhirnya saya berhasil membawa pulang piala Suhandinata,” kata Mutiara.
Setelah itu, Indonesia semakin difabel. Isyana/Rinjani, Darren Aurelius/Bernadine Anindya Wardana, dan Moh Zaki Ubaidillah menjalankan tugasnya dengan baik.
“Alhamdulillah kami melakukan tugas kami dengan baik di final ini. “Saya senang menjadi bagian dari tim pemenang,” kata Ubed.
Pada akhirnya, Anselmus/Pulung memastikan kemenangan tim muda Merah Putih dengan 110:103.
“Dia sangat senang hari ini. Tampaknya campur aduk. Pulung berkata:” Di game pertama kami bisa menikmati permainan, tapi di game kedua Anda benar-benar bisa merasakan tekanan dan ketegangannya.
“Kami terus fokus pada gaya permainan dan pertandingan. Kalau tidak memikirkan lingkungan sekitar, berarti kami tidak bersemangat dengan pendukung tuan rumah,” tambah Ansel.
Gelar ini terasa istimewa karena diraih setelah kemenangan yang diraih dengan susah payah atas Tiongkok di kandang sendiri.
Ini juga merupakan reaksi terhadap final tahun lalu. Saat itu, di kota Spokane Amerika, timnas muda Indonesia dikalahkan China 1-3. (Gerik)