Jakarta, Titik Kumpul – Kasus perselingkuhan mungkin sudah diketahui publik. Bahkan, dengan kemajuan teknologi, kasus perselingkuhan di depan umum bisa menjadi viral di media sosial. Berbicara soal perselingkuhan, akan banyak perdebatan di masyarakat tentang siapa yang lebih bertanggung jawab dalam hal ini.
Hanya sedikit orang yang mengatakan bahwa orang berdosa yang baik adalah mereka yang selingkuh dari kekasihnya. Namun ada pula yang menyebut korban kejadian sebagai penyelenggara kasus.
Namun bagaimana sebenarnya hubungan ini terjadi? Pelatih hubungan Lex Depraxis mengatakan bahwa orang yang selingkuh tidak bermaksud untuk selingkuh.
“Bagaimana bisa seorang ibu yang baik, seorang ayah yang menjadi teladan moral, bisa tergelincir?” karena orang yang berbuat curang tidak memulainya dengan niat untuk berbuat curang. “Laki-laki atau perempuan di rumahnya tidak bisa menjadi dirinya sendiri, tidak bisa ngobrol, tidak bisa ngomong tentang passionnya,” kutip Cheryl Hatumesen dari siaran YouTube-nya.
Lebih lanjut Lex menjelaskan, pelaku awalnya hanya ingin menceritakan passionnya, keinginan rahasianya yang tidak bisa ia ceritakan kepada pasangannya selama berada di rumah. Sementara itu, di luar rumah ada pria lain yang pasti mendengar semua cerita tentang pelakunya.
“Jadi awalnya aku hanya terengah-engah, aku hanya ingin bercanda tentang mimpiku, aku hanya ingin mengeluh, aku hanya ingin mensimulasikan masa depan. Jadi itu tidak ada hubungannya dengan saya menginginkan keintiman. “Jadi awalnya mereka hanya berteman seperti di kantor, mereka ingin membentuk tim, mereka ingin menjadi mentor, mereka ingin membesarkan anak baru, awalnya niat mereka murni, mereka hanya ingin mendapatkan manfaat selain cinta. . “, katanya.
Lex menuturkan, berawal dari cerita ini, lama kelamaan muncul rasa lega, rasa ada yang tidak terpenuhi di rumah, yang ia rasakan saat bersama orang lain di luar rumah.
“Pada saat itu garisnya mulai kabur.” Pada awalnya, seorang yang selingkuh itu seperti, “Hei, aku tidak selingkuh, aku tidak mau bersamanya.” Oh, yang jelas istriku di rumah cantik, suamiku lebih baik lagi. “Tetapi setiap kali kita membicarakan sesuatu, kita berbicara secara mendalam dengan orang itu, sampai suatu hari teman-temannya berkata kepada kita, ‘oh, kamu dekat ya?’ katanya.
Lex menjelaskan, penipuan tersebut tidak disengaja, melainkan tepat waktu. Kecurangan juga terjadi karena “investasi” seperti kemampuan pelaku untuk sering bertemu orang lain dan melakukan percakapan yang mendalam.
“Itulah mengapa menyontek bukan soal niat, tapi soal investasi berkelanjutan.” Jadi cinta adalah hasil dari investasi, semakin banyak kita berinvestasi pada suatu benda atau subjek. “Perlahan-lahan kita menjadi melekat pada orang itu, dalam sekejap persahabatan berubah menjadi keintiman, perlahan-lahan berubah menjadi sesuatu yang lebih serius, lebih seru dibandingkan di rumah,” ujarnya.