Sempat Dilempar Telur Busuk, Shin Tae-yong Disambut Berbeda di Korea Selatan karena Timnas Indonesia

VIVA – Pelatih Indonesia Shin Tae-yong pernah dilempari telur busuk dan roti gulung di bandara oleh para penggemar sepak bola dari negara asalnya, Korea Selatan. Fans kecewa karena ia gagal membawa timnas Korea Selatan ke babak penyisihan grup Piala Dunia 2018 di Rusia.

Enam tahun kemudian, saat Shin Tae-young kembali ke tanah air, dia mendapat sambutan berbeda. Pelatih berusia 53 tahun itu kembali ke Korea Selatan setelah mengakhiri tugas internasionalnya bersama timnas Indonesia.

Sesampainya di Korea, STY langsung merasakan momen yang jarang ia rasakan sebelumnya. Momen perbincangan terjadi saat STY disambut media Korea setibanya di Bandara Incheon.  

Hal tersebut tak lepas dari keberhasilannya mengantarkan Indonesia lolos ke babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 kawasan Asia. Itu merupakan prestasi tersendiri bagi timnas. Indonesia belum pernah melihat hal seperti ini sebelumnya di era sepakbola modern.

Berkat kesuksesannya tersebut, nama Shin Tae-yeon semakin terkenal dan semakin banyak muncul di berita nasional. Selain itu, ia berhasil mengantarkan Timnas Indonesia ke babak semifinal Piala AFC U-23 2024.

Shin Tae Young kini tengah menjadi sorotan media Korea.  Salah satunya Naver Sports yang beberapa waktu lalu melakukan ulasan khusus mengenai kesuksesan STY bersama timnas Indonesia. 

Naver bahkan membandingkan prestasi STY dengan pelatih Korea lain yang pernah melatih tim ASEAN, seperti Kim Sang-sik dan Kim Pan-gong. Setelah menulis artikel tentang STY, media Korea tampak tidak puas, dan baru belakangan ini media Korea tampak bersedia menunggu hingga Shin datang ke Korea.  

Shin Tae-yong pun angkat bicara soal keberhasilannya mengantarkan Timnas Indonesia melaju ke babak ketiga kualifikasi Piala Dunia.  

“Kami berhasil melewati babak kualifikasi kedua yang sulit, dan saya juga sangat senang dengan kemajuan kami ke babak ketiga,” kata STY kepada kerumunan media di Bandara Incheon. 

Semua orang senang, termasuk penonton, penikmat sepak bola, Presiden Republik Indonesia, dan Presiden PSSI, ujarnya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *