JAKARTA – Ressa Herlambang menjadi sosok publik figur yang banyak menyita perhatian publik sejak penampilan perdananya sebagai penyanyi. Dengan gaya RnB-nya saat itu, Ressa Herlambang mampu menarik perhatian publik dengan karyanya.
Salah satunya adalah lagu Janji Putih yang dirilis pada tahun 2008. Lagu ini cukup fenomenal, apalagi dengan video klipnya yang memperlihatkan helikopter.
Helikopter itu tampaknya milik seorang pria botak. Ia menjelaskan, helikopter tersebut sengaja dibelinya untuk membuat video musik lagu tersebut.
“Janji putihnya kita akan pakai helikopter, kita beli sebulan, nanti kita jual hanya untuk bikin video musik. Itu ide Pak Rizal Mantovani, ‘alangkah baiknya kalau kita lakukan dengan helikopter, itu benar,” ujarnya dikutip dari tayangan YouTube Kasi Solusi.
Namun siapa sangka dalam dua tahun ke depan kehidupan Ressa Herlambang akan mengalami perubahan drastis 360 derajat. Untuk hidup bermodalkan saja, ia harus menyadari bahwa kekayaan tersebut harus hilang dari hidupnya.
Bahkan, Ressa Herlambang mengaku masih belum percaya bisa melewati masa tersulit di tahun 2010 ini.
“Untuk mencapai titik ini sungguh luar biasa. Benar kata para ulama, pagi bisa menjadi siang, siang bisa menjadi siang, sore bisa menjadi malam. Ini hak Allah Taala dan tidak ada yang bisa menghentikannya.”
“Itu yang terjadi pada Ressa, sampai sekarang dia tidak percaya. Saat kita tanya, ‘Res, apakah masih ada rasa tidak percaya’? Ya, masih ada,” ujarnya.
Ia bahkan berharap kejadian yang dialaminya dan keluarga hanya sekedar mimpi. Meski mengetahui kondisi keuangan orang tuanya sedang bermasalah, Ressa Herlambang dan adik-adiknya menganggap hal itu hanya sekedar lelucon.
“Kadang-kadang tanpa sadar aku menceritakan kisah ini, berharap itu hanya mimpi. Sebenarnya aku masih tidur dengan posisiku yang dulu. Dulu aku mengira adikku menganggap itu lelucon. Lama-lama, lelucon itu ternyata hanya lelucon. nyata.”
Bahkan saat ditanya bagaimana ketenaran keluarganya bisa hilang. Ia sendiri sama sekali tidak mengetahui penyebabnya.
“Karena kita sendiri yang tidak tahu, kalau tanya saya, saya juga tidak tahu. Kami menikmati kekayaan dari kecil hingga tahun 2010. Itu 10 tahun yang lalu, kami mulai menikmati kekayaan di bangku SMA. Di puncak tahun 2010, kerajaan jatuh dalam semalam. Tampaknya almarhum ibu dan ayah mungkin sudah mulai mengalaminya dari tahun 2009,” ujarnya.
Ressa Herlambang pun mengungkapkan, dirinya masih ingat jelas kejadian memilukan yang menimpanya pada tahun 2010 lalu. Ia bahkan ingat bagaimana ia harus berjalan kaki dari Tebet ke Tanjung Priok dan yang harus ia lakukan hanyalah berpindah tempat.
Kejadiannya hari Sabtu di Tebet Timur Dalam nomor 4 H. Ressa sorenya main PS di rumah tante saya di Pulogadung. Saya hanya membawa satu tas, satu celana basket. Saat itu saya sedang main PS, mas mas pulang ke rumah. di Tanjung Priok’ dan saya dijemput oleh sopir yang sampai saat ini menggunakan mobil ibu saya,” ujarnya.
Dia menambahkan: “Saat saya mendengar Ambon mengunjungi rumah saya, saya tidak dapat menemukan satu pun barang saya di PS4. Ada satu barang, jam tangan Echo, berlian yang tertinggal di rumah. Itu tidak adil. , Insya Allah adil,” ujarnya.
Ressa Herlambang pun membeberkan bagaimana kondisinya saat keluarganya mengalami keterpurukan saat itu. Bahkan ketika ia bertanya kepada ayahnya alasan mengapa hidup mereka berubah drastis, ayahnya hanya bisa menangis.
“Ayah dan ibu saya, orang yang paling pendiam, tidak mau melihat mereka dalam kesulitan. Kami sewa di Cipinang sampai ada orang yang mengunjungi kami, semrawut saja. Tadi pagi, tiba-tiba setelah magrib, sorenya saya lihat tidak lagi, pas kami tanya lagi, kenapa saya tidak tahu, saya merasa seperti “Terjun payung tidak pakai payung,” ujarnya.