Deli Serdang, Live – Pertandingan sepak bola putri berakhir ricuh Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024, Aceh-Sumut, digelar di Stadion Mini Dispora Sumut, Jalan Pansing, Kabupaten Deli Serdang, Senin 9 September 2024.
Pada babak penyisihan pertandingan sepak bola Grup A Sumut, mereka kalah 0-2 dari Bangka Belitung (Babel). Alhasil, tim tuan rumah tak lolos ke babak semifinal PON 2024.
Pada awal pertandingan, permainan kedua tim cukup berimbang. Namun Babel mengejutkan penonton tuan rumah melalui gol cepat Heni Ulandari pada menit ke-4. Gol tersebut langsung membuat Uci Tamala dkk meningkatkan agresivitas ofensifnya.
Pada menit ke-23, tembakan UC masih melebar ke kiri gawang Babel. Tensi pertandingan mulai memanas saat pemain Sumut menjatuhkan UC di kotak penalti. Namun wasit tidak menganggapnya sebagai pelanggaran.
Para pemain kemudian melakukan protes keras kepada wasit. Begitu pula dengan pelatih Sumut yang berada di pinggir lapangan dan menghampiri asisten wasit.
Suatu saat pertandingan kembali memanas, namun kemudian dapat diredam. Namun, tertibnya pertahanan Babilonia membuat penjajah dari Sumatera Utara kesulitan menembus benteng Babilonia. Sumut tertinggal 0-1 di penghujung babak pertama.
Memasuki babak kedua, tensi pertandingan kembali memanas. Bentrok antar pemain di tengah lapangan kerap membuat pemain emosi. Suchi mendapat peluang emas untuk kembali mencetak gol pada menit ke-56 setelah mendapat tekel dari kiper Huchi Heliani.
Mereka pun sempat terlibat adu fisik, namun wasit tidak menganggapnya sebagai pelanggaran. Di sanalah kemeriahan dimulai lagi.
Namun Babel kembali mengejutkan tuan rumah pada menit ke-61, memanfaatkan kesalahan kiper Sumut untuk menggandakan keunggulan menjadi 2-0 lewat gol Vivi Octavia Riski.
Tertinggal dua gol, Sumut berusaha meningkatkan intensitas serangan. Di satu sisi, kembali terjadi bentrok pemain. Bahkan, tepat pada menit ke-69, kedua tim adu fisik. Perkelahian tidak bisa dihindari.
Seorang ofisial asal Sumut terlihat memasuki area lapangan dan menghampiri wasit untuk melakukan protes. Demikian pula, beberapa pemain memulai perkelahian dengan saling mendorong. Pemain Babel Jasmin Sefia mendapat kartu merah akibat kejadian tersebut. Begitu pula dengan salah satu pemain skuat Sumut yang mendapat kartu kuning.
Sumut berpeluang menyamakan skor saat waktu tersisa 10 menit. Namun, peluang tersebut tidak bisa dikonversi menjadi gol. Skor 2-0 untuk kemenangan Babel hingga wasit Lukman Setiawan meniup peluit panjang.
Usai pertandingan, sejumlah ofisial dan pemain Sumut yang frustrasi dengan kepemimpinan wasit kembali ke ruang ganti untuk mengejar beberapa ofisial pertandingan. Namun Komisi menghentikan tindakan mereka.
Setelah itu, para pemain mengungkapkan kekecewaannya di lapangan. Beberapa pemain Sumut terlihat menangis histeris atas kekalahan tersebut. Apalagi, kepemimpinan wasit dinilai merugikan mereka. Untuk menghindari bentrokan, usai pertandingan, seluruh pemain dan ofisial Babel segera kembali ke hotel dengan diantar kendaraan pengamanan polisi.
Menanggapi hal tersebut, Pelatih Sumut Marasabesi memperkirakan pertandingan kedua tim awalnya berjalan mulus. Namun mereka menilai ada putusan arbiter yang justru merugikan mereka. Wasit tidak memberikan hadiah penalti kepada Sumut akibat adanya pelanggaran yang dilakukan tim lawan di area kotak penalti.
“Ada beberapa pelanggaran yang harus diketahui oleh kita masyarakat awam. Kita sebagai tuan rumah tidak mau bilang minta tolong, tapi kita tahu bersama bahwa ini harusnya ada hukuman. situasi bisa berubah,” kata Marasabesi dalam pernyataannya.
Sementara itu, pemain Sumut Harlina meminta maaf kepada publik karena gagal lolos ke babak semifinal. Namun mereka memberikan yang terbaik di lapangan.
Menurut saya, wasitnya kurang profesional. “Kalau ada beberapa pelanggaran yang diberi sanksi, mungkin hasilnya akan berubah dan semangat para atlet akan lebih semangat,” ujarnya.
Akibat kejadian tersebut, perwakilan Babel tidak hadir dalam konferensi pers tersebut. Hadi Khairul Sinaga, Ketua Panitia Penyelenggara Pertandingan, mengatakan kejadian itu terjadi akibat tensi permainan yang memanas di penghujung babak pertama. Namun panitia masih berhasil menenangkan suasana. Namun, kejadian lain terjadi di penghujung pertandingan.
Tapi sekarang sudah aman. Jadi, setelah pertandingan, SO kami langsung meminta bantuan polisi untuk mengawal tim Babel. di hotel, agar kejadian serupa tidak terulang kembali,” kata Hadi.
Dengan hasil ini, Babel dipastikan berhak merebut tiket ke babak semifinal setelah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Gunung Papua yang lolos lebih dulu.