JAKARTA – Serangan jantung mendadak menjadi ancaman mengerikan di Indonesia, yang tercatat sebagai salah satu penyebab kematian utama. Penyakit ini dikenal dengan sebutan silent killer karena siapa pun bisa terkena secara tiba-tiba.
Dokter. Teuku Estia Muda Berdan, Sp. JP, FIHA, dokter spesialis kardiovaskular, menjelaskan beberapa ciri yang harus diperhatikan sebagai tanda serangan jantung mendadak. Gejalanya berupa pingsan mendadak, terutama saat melakukan aktivitas berat seperti olahraga.
“Orang yang awalnya pingsan mendadak harus mencurigai adanya kematian jantung mendadak sampai terbukti sebaliknya. Oleh karena itu masyarakat harus waspada terhadap lingkungan sekitar,” kata Danny dalam diskusi media, Selasa, 14 Mei 2024.
Menurutnya, selain pingsan, nyeri dada dan sesak napas berlebihan saat beraktivitas merupakan tanda lain yang perlu diwaspadai. Orang yang cepat lelah juga patut mendapat perhatian.
Dokter yang akrab disapa Danny ini menjelaskan, dalam keadaan normal tubuh akan merasakan ketidaknyamanan ketika terjadi sesuatu yang tidak biasa. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan kondisi fisik Anda sebelum melakukan aktivitas berat.
Faktor risiko lain yang perlu dipertimbangkan termasuk tekanan darah tinggi, diabetes, dan kolesterol tinggi. Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol juga menjadi faktor yang meningkatkan risiko serangan jantung mendadak.
Dokter lulusan Universitas Indonesia ini juga mengingatkan kita untuk lebih waspada terhadap riwayat kematian keluarga di usia muda akibat serangan jantung.
Artinya kita ada risiko di situ, riwayat kelainan jantung bawaan seperti katup jantung bocor sejak lahir, kata Danny.
Serangan jantung diketahui terjadi karena terhambatnya aliran darah ke jantung sehingga menghentikan pasokan oksigen. Kondisi ini menyebabkan detak jantung tidak teratur dan akhirnya jantung berhenti bekerja, sehingga bisa berakibat fatal.
Selain itu, dr Danny mengatakan kejadian ini terjadi sangat cepat, hanya dalam waktu satu hingga dua menit sehingga memerlukan penanganan medis segera.
Bagi orang yang memiliki riwayat gejala fisik yang sering terjadi seperti pingsan atau nyeri dada, Danny menyarankan pemeriksaan laboratorium atau data jantung. Kondisi jantung diperiksa menggunakan elektrokardiogram, perekam jantung, USG atau ekokardiografi untuk mendeteksi kelainan pada struktur jantung.
Satu ons pencegahan lebih baik daripada satu pon pengobatan. Oleh karena itu, penting untuk menjaga pola hidup sehat dengan mengurangi konsumsi makanan berlemak, rutin berolahraga, dan menghindari stres.
Selain itu, sebaiknya Anda menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk mendeteksi kemungkinan penyakit jantung sejak dini.
Ingatlah bahwa serangan jantung mendadak bisa menyerang siapa saja dan kapan saja. Ketahui gejalanya, perhatikan faktor risikonya, dan segera hubungi dokter jika mengalami gejala.