Titik Kumpul Tekno – Menurut pemerintah Indonesia, gangguan pada Pusat Data Nasional Sementara atau PDNS 2 yang menyebabkan terganggunya berbagai layanan publik sejak 20 Juni 2024 merupakan dampak dari serangan siber ransomware bernama Braincipher.
Upaya pemulihan Pusat Data Nasional Sementara atau PDNS 2 terus dilakukan bersama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Polri, kementerian/lembaga terkait, Telkom dan mitra organisasi lainnya.
Serangan dunia maya tersebut mendorong Tenable untuk angkat bicara. Perusahaan keamanan siber AS, yang berbasis di Columbia, Maryland, mengatakan insiden tersebut mengungkap kerentanan dalam infrastruktur digitalnya, sehingga meningkatkan kekhawatiran tentang potensi dampaknya terhadap keamanan nasional dan kepercayaan publik.
Para ahli telah memperingatkan dampak jangka panjang dari insiden tersebut, menekankan perlunya peningkatan langkah-langkah keamanan siber dan strategi respons insiden yang kuat.
Nigel Ng, wakil presiden Tenable untuk Asia Pasifik dan Jepang, memuji pemerintah Indonesia atas respons cepat dan tegas terhadap serangan ransomware, terutama karena menolak uang tebusan yang diminta oleh para peretas.
Keputusan ini memberikan pesan yang kuat bahwa kami tidak akan menyerah kepada penjahat siber (peretas) dan menegaskan komitmen kami terhadap integritas keamanan siber, kata Nigel pada Selasa, 25 Juni 2024.
Lanjutnya, kejadian ini juga menyoroti pentingnya pemantauan berkelanjutan dan deteksi ancaman siber secara real-time untuk memitigasi dampak serangan siber yang semakin canggih.
Pertahanan siber dapat ditingkatkan dengan keahlian bersama dan upaya bersama untuk membangun infrastruktur digital untuk menghindari serangan siber besar-besaran di masa depan.
“Langkah proaktif Indonesia untuk mengatasi pelanggaran ini dan memulihkan layanan publik menunjukkan komitmen Indonesia untuk menjaga keamanan dan kepercayaan warganya,” kata Nigel.