Shin Tae-yong Sempat Minta Pulang dari Rumah Sakit Lebih Cepat Demi Timnas Indonesia

Jakarta, Titik Kumpul – Pelatih timnas Indonesia, Shin Tae Yong, menceritakan kisahnya saat jatuh sakit dan menjalani operasi di Korea Selatan. Shin dilaporkan menderita pneumonia, atau radang selaput paru-paru, ketika dia tiba di negaranya pada pertengahan Juni.

Selama di rumah sakit, Shin mengaku meminta agar bisa keluar dari rumah sakit lebih awal. Pasalnya, ia sedang memikirkan timnas Indonesia. Apakah ia merasa perlu banyak persiapan sebelum menghadapi babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026.

Namun pihak rumah sakit menolaknya. Selain itu, Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) juga meminta Shin Tae-yong terus beristirahat dan memulihkan diri.

“Saya ingin berangkat lebih awal karena jadwal timnas Indonesia. Pihak rumah sakit menghentikan saya. Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia juga mengetahui situasi tersebut dan sedang mempertimbangkannya,” kata Shin dalam laporan Chosun yang dikutip, Senin, 29 Juli 2024.

Shin juga mengatakan, selama berada di rumah sakit ia menyempatkan diri menonton Piala Eropa di Piala Eropa 2024, sebagai pelatih sangat perlu diperkaya dengan strategi tim sepak bola Indonesia.

“Saya melihat Piala Eropa 2024 di rumah sakit. Sekalipun Anda sakit, Anda harus menonton sepak bola (tertawa). Saya pikir banyak yang berubah ketika kita melihat Spanyol. Kami harus segera melakukannya. Seiring berjalannya waktu,” lanjut ayah dua anak itu.

Sebelum sakit, Shin diketahui mengalami demam dan batuk. Ia mengatakan kondisi fisiknya semakin memburuk karena kelelahan dan stres. Shin pun mengaku belum sempat istirahat sejak melatih tim Indonesia U-23 untuk Olimpiade Paris 2024 hingga putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang digelar pada Juni 2024.

“Saya tidak mendapat istirahat dari kualifikasi Olimpiade Paris sebelum Olimpiade pada bulan Juni. Saya sangat lelah sehingga saya tidak bisa istirahat sehari pun. Dalam hal ini, saya menderita batuk dan demam sebelum Olimpiade. pada bulan Juni, “ucap Shin.

“Saya pikir tidak akan ada masalah besar dan saya memainkan semua pertandingan. Tapi ketika saya tiba di Korea, saya demam dan pergi ke ruang gawat darurat. Paru-paru kiri saya dalam kondisi kritis setelah enam jam operasi.” katanya kalau stres dan capek, bisa sakit,” tuturnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *