JAKARTA – Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae Yong mencontohkan wasit FIFA yang tidak bisa berbahasa Inggris. Menurutnya, hal tersebut harus menjadi modal yang sangat penting bagi wasit di kompetisi internasional.
Ungkapan itu mencerminkan protes Shin saat Timnas U-23 Indonesia bertemu Guinea U-23 di Olimpiade Paris 2024 pada 9 Mei 2024 di Stade Pierre Pibrot, Paris, Prancis. hakim
Kemarahan Shin dilatarbelakangi oleh keputusan wasit asal Prancis Francois Latexier yang dinilai bias. Alhasil Shin Tae-yong dikeluarkan dari lapangan karena dianggap terlalu banyak protes.
Pelatih asal Korea Selatan itu pun mengungkapkan kekhawatirannya. Ia geram karena wasit tidak bisa berbahasa Inggris dan hanya bisa berbahasa Prancis. Memang, Francois Latexier adalah wasit FIFA yang memimpin Piala Dunia 2022 di Qatar.
Shin Tae-yong mengatakan dalam wawancara di saluran YouTube Lee Gyeong-gyu beberapa hari yang lalu bahwa “wasit harus berbicara bahasa Inggris, tetapi dia hanya berbicara bahasa Prancis”.
Sementara itu, Shin juga menjelaskan, para pemain dan pelatih Timnas U-23 Indonesia berupaya agar wasit bisa berbahasa Inggris. Namun permintaan tersebut tidak diterima sehingga terjadi miskomunikasi.
“Pemain Indonesia tolong bicara bahasa Inggris. Tidak diterima meski ada permintaan. Jadi tidak ada komunikasi kalau pakai bahasa Prancis,” tambah Shin.
Masalah bahasa dianggap harus menjadi perhatian lebih besar bagi FIFA ketika memilih hakim. Tentu saja hal ini tidak bisa memisahkan antara manfaat sportivitas dan prasangka.
Saat berkonflik dengan Latexier, Shin mengaku meragukan kemampuan FIFA. Menariknya, Presiden FIFA Gianni Infantino menghadiri pertandingan ini.
“Jadi saya bilang itu tidak benar, segala macam kata-kata makian. Ini FIFA?! Presiden FIFA marah-marah kalau dia hadir. Malas banget. Ini FIFA?!” Shin menerimanya.