Jakarta, Titik Kumpul adalah Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) yang baru diakui. Hal ini disebabkan adanya perbedaan pendapat terkait konfrontasi tim Indonesia dan tim Bahrain pada turnamen kualifikasi Piala Dunia FIFA 2026.
PSSI sudah melayangkan surat ke AFC terkait perilaku wasit asal Oman, Ahmed Al Kafa. Mereka menilai kepemimpinan wasit serius dan ingin Bahrain menjadi tuan rumah.
Sumarji, Direktur Timnas Indonesia, mengatakan surat protes yang dilayangkan PSSI tidak diterima AFC, dan PSSI kemudian meminta agar persoalan tersebut dilaporkan ke FIFA.
“Kami mengirimkan surat protes ke AFK dan hari ini sekitar pukul 12 kami mendapat tanggapan dari AFK. “Pada dasarnya AFC menyatakan protes kami tidak diterima dan meminta kami merujuk masalah tersebut ke FIFA jika diperlukan,” kata Soumardji.
Tak lama kemudian, Bahrain juga menggugat AFC. Negara Asia Tenggara ini akan menghadapi pertandingan melawan tim Indonesia yang akan berlangsung di lokasi unik.
Hal tersebut akibat serangan netizen Indonesia di media sosial Federasi Sepak Bola Bahrain (BFA). Mereka menilai keselamatan para pemain tidak terjamin jika harus bermain di Jakarta.
Yang mengejutkan, AFC sedang mempertimbangkan banding Bahrain. Bedanya, ketika Indonesia mengajukan pengaduan, AFC langsung menolaknya.
AFC akan melanjutkan negosiasi dengan FIFA dan PSSI terkait permintaan BFA yang sebelumnya telah mengirimkan surat meminta pertandingan digelar di venue independen atau di wilayah Indonesia.
“AFC menanggapi kekhawatiran ini dengan sangat serius dan berkomitmen penuh untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan seluruh pemain, ofisial, dan penggemar, sekaligus mengutuk segala bentuk kekerasan dan intimidasi,” tulis situs resmi AFC, Jumat.
“AFC akan terus mendiskusikan masalah ini dengan FIFA, BFA, dan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk menciptakan lingkungan yang aman dan terjamin bagi semua orang yang terlibat dalam permainan,” tulis AFC.
Siapa presiden AFC? Presiden Persatuan Sepak Bola Indonesia (AFC) saat ini adalah Salman bin Ibrahim Al Khalifa. Pria berusia 70 tahun itu diyakini berasal dari Bahrain.
Citranya kini menjadi perbincangan hangat di kalangan pecinta sepak bola tanah air. Hal ini serupa dengan kontroversi hasil pertandingan Indonesia kontra Bahrain pada babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 kawasan Asia.
Pria bernama lengkap Syekh Salman bin Ibrahim Al Khalifa ini lahir di Bahrain pada 2 November 1965. Diketahui, ia termasuk keluarga kerajaan yang memiliki pengaruh besar di berbagai bidang, terutama di bidang olahraga.
Dari segi pendidikan, Salman belajar di Bahrain dan kemudian pindah ke Inggris untuk mengejar gelar di bidang sastra dan sejarah. Ia kemudian terjun ke dunia sepak bola dan terpilih sebagai presiden Federasi Sepak Bola Bahrain (BFA) pada tahun 2002.
Karyanya menjadi cemerlang. Ia dipercaya mengemban tugas Presiden AFC sejak Mei 2013 hingga saat ini. Selama masa jabatannya, Salman dikenal sebagai pemimpin yang meraih kesuksesan dalam melaksanakan berbagai proyek, terutama yang bersifat kompetitif.