Titik Kumpul Techno – Serangan siber yang menggunakan komputer, laptop, dan smartphone sering terjadi. Namun, bagaimana jika serangan siber terjadi dengan sikat gigi? Ini bukan berita palsu.
Baru-baru ini ditemukan oleh perusahaan perangkat sikat gigi pintar di Swiss. Situs resmi mereka mengalami serangan penolakan layanan terdistribusi (DDoS).
Jutaan sikat gigi digunakan untuk membanjiri layanan internet dengan lalu lintas yang tidak masuk akal, membuat web menjadi lambat dan tidak dapat diakses, menurut situs ZDNet, pada Minggu, 11 Februari 2024.
Namun pada umumnya perangkat elektronik pintar seperti ini jarang mendapat pembaruan sistem keamanan sehingga memberikan celah bagi para hacker atau penjahat dunia maya untuk melakukan serangan.
Dengan banyaknya lokasi perangkat yang berbeda-beda, tentu akan sulit untuk melacaknya. Peretasan sikat gigi pintar pertama kali dilaporkan oleh perusahaan keamanan siber bernama Fortinet, yang kemudian dilaporkan oleh surat kabar Swiss Aargauer Zeitung.
Dalam prosesnya, peretas mengakses jaringan sikat gigi, lalu mengubahnya menjadi botnet, meskipun sikat gigi pintar sebenarnya digunakan untuk memantau dan meningkatkan kebiasaan kebersihan mulut pengguna.
Botnet adalah sekelompok program yang terinfeksi perangkat lunak berbahaya (malware) dan terhubung ke internet, yang berada di bawah kendali pihak tertentu, dalam hal ini hacker.
Nah, jaringan inilah yang kemudian digunakan untuk melancarkan serangan DDoS ke situs perusahaan. Serangan ini dirancang untuk membanjiri situs web dengan lalu lintas palsu dari jaringan komputer yang terinfeksi bot.
Akibatnya, website perusahaan Swiss tersebut tidak terbuka selama beberapa jam. Peretasan ini dilaporkan menyebabkan kerugian finansial hingga satu juta euro.
Sikat gigi pintar tersebut dikabarkan rentan diretas karena sistem operasi (OS)-nya adalah Java. Java diketahui memiliki beberapa kerentanan yang dapat dieksploitasi oleh penjahat dunia maya, misalnya untuk menyuntikkan kode berbahaya.