Siswa SD Naik Perahu Terjang Sungai Deras, Pemerintah Jambi Dituding Masa Bodoh

Jambi – Situasi siswa sekolah dasar (SD) di Dusun Muaro Lepat, Desa Datuk Nan Duo, Kecamatan Batang Asai, Kabupaten Sarolangun, Jambi sangat memprihatinkan. Untuk melanjutkan pendidikannya, mereka memutuskan untuk bersekolah dengan menggunakan perahu melintasi sungai yang panjang.

Usai persetujuan tersebut, Kepala Dusun Muaro Lepat, Syafi’i Masri membenarkan, anak-anak desanya yang juga berasal dari Indonesia mulai dari TK, SD, SMP, dan SMA masih menggunakan perahu untuk menyeberangi sungai.

Menurutnya, hal tersebut terpaksa dilakukan para pelajar karena jembatan akses antara Dusun Muaro Lepat, Desa Datuk Nan Duo, dan Desa Padang Jering tidak dibangun oleh pemerintah Jambi.

Kepada VIVA, Rabu 29 November 2023, katanya, “Di mana Jambi dan Pemda? Bisa dibiarkan seperti ini.”

Syafi’i mengungkapkan, warga kedua desa tersebut meminta dibangunnya jembatan yang menghubungkan desa mereka, yaitu Desa Datuk Nan Duo dan Desa Padang Jering.

Namun, Syafi’i mengatakan hingga tahun 2023, jembatan tersebut belum akan dibangun oleh pemerintah pusat, pemerintah Jambi, atau PUPR.

“Selama puluhan tahun tidak ada jembatan yang dibangun PUPR, meski dibayar setiap tahun saat Musrembang, dan selalu diperkirakan PUPR, tapi tidak ada jembatan yang dibangun,” ujarnya.

Safi mengatakan, jumlah kepala keluarga di Dusun Muaro Lepat sebanyak 17 KK, sedangkan jumlah siswa yang bersekolah di sekolah tersebut sebanyak 20 siswa baik laki-laki maupun perempuan, diantaranya TK 11 orang, SD 11 orang, SMA 2 orang, dan SMA 2 orang. . dan 2 universitas yang semuanya selalu melintasi sungai, termasuk angkutan umum di sungai dan perahu karena lebih dekat dengan desa Padang Jering dibandingkan desa itu sendiri yaitu Desa Datuk Nan Duo.

“Setiap pagi dari TK, SD, SMP, SMA, dan Universitas selalu menyeberangi sungai. Kalau sungai penuh, siswa tidak bersekolah, dan Sekolah Padang Jering merasakannya, meski tidak ada. , sekolah sudah usai.”

Di sisi lain, alasan siswa Dusun Muaro Lepat memilih bersekolah di Desa Padang Jering adalah karena letak sekolah di Desa Datuk Nan Duo yang jauh. Maka mereka memutuskan untuk naik perahu menyeberangi sungai untuk menuju sekolah Desa Padang Jering.

Ia menyimpulkan dengan mengatakan: “Saya dulu seperti itu, ketika saya pergi ke sekolah dari sungai, tetapi di masa sulit dan di zaman modern, jembatan tidak dibangun, tetapi pemerintah mengizinkan hal-hal yang tidak pernah dibangun.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *