Titik Kumpul Tekno-Smartfren Telecom berharap proses merger dengan XL Axiata tidak memakan waktu lama sebelum dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman untuk menjajaki rencana penggabungan bisnis kedua perusahaan ke dalam MergeCo.
“Jangan menunggu terlalu lama. Karena kami ingin (merger),” kata Presiden dan CEO Smartfrene Telecom Merza Fchis, Kamis, 16 Mei 2024 di Jakarta.
Dia mengatakan, setelah penandatanganan perjanjian, proses selanjutnya adalah konsolidasi kedua perusahaan.
Salah satu proses konsolidasi adalah “due diligence” atau uji tuntas untuk mengetahui aset, biaya, dan kepentingan masing-masing perusahaan.
“Upayanya saling terbuka dan melihat nyali satu sama lain,” ujarnya.
Merza belum bisa memastikan kapan proses merger akan selesai. Namun, ia berharap jika pemegang saham kedua perusahaan melihat segala kelebihannya, proses merger bisa segera terjadi.
“Kalau keduanya, pemegang saham, melihat semua pro dan kontra dari penyidikan, saya berharap uji tuntas atau due diligence pasti akan menikah di Indonesia. Tapi Perjanjian ini tidak menjamin pernikahan itu akan terjadi,” ujarnya.
Mirza menambahkan, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) sudah mendapat informasi mengenai proses penjajakan merger XL Axiata dan Smartfren.
Axiata Group Berhad dan Sinar Mas asal Malaysia yang mengendalikan PT Wahana Inti Nusantara, PT Global Nusa Data, PT Bali Media Telecommunications, telah menandatangani nota kesepahaman untuk menjajaki rencana penggabungan bisnis XL Axiata dan Smartfren ke dalam MergeCo.
“Rencana transaksi masih dalam tahap evaluasi awal, dan Axiata serta Cinar Mas berniat mempertahankan kendali pemegang saham MergeCo,” kata perusahaan itu dalam siaran persnya, Kamis.
Hingga saat ini kedua perusahaan masih melakukan diskusi dan belum mencapai kesepakatan atau finalisasi rencana transaksi pengikatan kombinasi bisnis antara XL Axiata dan Smartfren.